Tim Pemeringkatan ITB Berpartisipasi di QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2024

Oleh Maharani Rachmawati Purnomo - Mahasiswa Oseanografi, 2020

Editor M. Naufal Hafizh

Sembilan delegasi QS Higher Ed Summit untuk memperkuat kedudukan ITB di kancah global. (Dok. Istimewa)

BANDUNG, itb.ac.id — Tim Pemeringkatan (World Class University) ITB berpartisipasi dalam pertemuan puncak tahunan perguruan tinggi QS Higher Ed Summit di Macau University of Science and Technology, China. Pertemuan yang digelar pada 5-7 November 2024 itu menjadi panggung bagi delegasi dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia Pasifik untuk berkumpul dan membahas persoalan pendidikan tinggi yang dihadapi bersama.

Tema yang diusung meliputi topik-topik krusial, seperti penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran, keberagaman budaya dalam pendidikan, kolaborasi lintas negara dengan platform digital, serta mengatasi tantangan etika dan transparansi dalam penggunaannya di perguruan tinggi.

ITB mengirimkan 9 perwakilan dari berbagai fakultas dan sekolah, yakni Banung Grahita, S.Ds., M.Ds., Ph.D. (FSRD), Karlia Meitha, S.Si., M.Si., Ph.D. (SITH), Dr.Eng. Bonita Dilasari, S.T., M.T. (FTTM), Dr. Andri Hernandi, S.T., M.T. (FITB), Dr. Agus Suroso, S.Si., M.Si. (FMIPA), Dr. Rahadian Yusuf, S.T., M.T. (STEI), Dr. Amirah Adlia, S.Si., M.Si., Apt. (SF), Dr.Eng. Ir. Ferryanto, S.T., M.T. (FTMD), serta Dr.Eng. Yosi Agustina Hidayat, S.T., M.T. (FTI).

Para delegasi tersebut memiliki misi untuk memperkenalkan ITB kepada mitra yang berasal dari perguruan tinggi negara selain Indonesia melalui kegiatan networking.

”Kami juga memperkenalkan beragam unggulan serta keunikan fakultas dan sekolah masing-masing di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat kepada mitra. Kami bertekad untuk meningkatkan reputasi akademik melalui penjajakan kerja sama,” ujar Dr. Amirah.

Dalam panel bertema ”Building Lifelong Learning Ecosystems” yang diulas pada pertemuan tersebut, para panelis menyampaikan tentang pengembangan ekosistem pendidikan yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Diskusi ini mencakup peran institusi pendidikan dalam menciptakan model pembelajaran yang fleksibel dan adaptif untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berubah. Panel ini menekankan pentingnya integrasi antara teknologi, kemitraan dengan industri, dan pendekatan multidisiplin untuk meningkatkan relevansi kurikulum dengan tuntutan pasar.

”Saya sendiri didaulat menjadi panelis dalam salah satu panel, yakni Asian Development Bank Panel Session yang mengupas peran penting kewirausahaan dan inovasi teknologi dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Hal penting lainnya yaitu membahas digitalisasi yang dimanfaatkan untuk memperluas peluang wirausaha, meningkatkan inovasi, dan mendukung keberlanjutan bisnis di berbagai sektor, seperti teknologi kesehatan, media kreatif, dan pendidikan,” kata Dr. Amirah.

Beliau menambahkan keterlibatan delegasi ITB dalam QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2024 dapat berdampak positif pada pemeringkatan terutama subjek ranking universitas. Acara ini memberikan gambaran serta strategi untuk meningkatkan dua faktor penting dalam pemeringkatan, yaitu keunggulan akademik dan reputasi global.

”Dengan membangun jejaring dengan universitas terkemuka, kami dapat memperkuat kolaborasi penelitian dan publikasi internasional, yang berkontribusi pada indikator reputasi akademik dan dampak penelitian (citations per paper). Di samping itu, fokus pada pembelajaran seumur hidup dan teknologi dapat meningkatkan relevansi kurikulum serta employer reputation melalui lulusan yang lebih kompeten dan inovatif,” ujarnya.

Keterlibatan ITB dalam acara prestisius ini tidak hanya menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi inovasi dan penelitian yang lebih luas untuk kemajuan pendidikan tinggi se-Asia Pasifik.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)