Seminar Green Skill for the Next Generation Dorong Kepemimpinan Berkelanjutan
Oleh Nur Asyiah - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021
Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan IDSurvey mengadakan seminar bertajuk “Green Skill for the Next Generation: A Pathway to Sustainable Leadership”. Kegiatan ini menghadirkan para pembicara inspiratif, antara lain Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia - IDSurvey Arisudono Surono, Koordinator Bisnis Hijau IDSurvey Annisa Ayu Soraya, dan Sustainability Analyst PT Surveyor Indonesia Rafli Awlad Assyauqi, yang merupakan alumnus ITB jurusan Teknik Penerbangan.
Arisudono menekankan pentingnya kesadaran dampak peningkatan suhu global yang kian mengancam kehidupan. Pemanasan global memicu berbagai bencana, seperti kekeringan yang memengaruhi 210 juta penduduk dunia, banjir rob, hingga gelombang panas yang melanda 14% populasi dunia setiap lima tahun. Sebagai upaya penanggulangan, setiap negara perlu berkomitmen mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) untuk menekan emisi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5-2 derajat Celsius pada 2060.
Indonesia menunjukkan komitmennya dengan meningkatkan target NDC dari 29% menjadi 32% pada 2030. Dengan begitu, emisi gas rumah kaca Indonesia diharapkan berkurang hingga 917 juta ton CO2 eq pada tahun tersebut.
Beliau mengatakan, pengurangan emisi karbon memiliki nilai ekonomi yang disebut Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Pemerintah dapat mengelola NEK melalui mekanisme seperti pajak karbon (carbon tax), memberikan insentif kepada pelaku usaha yang berupaya mengurangi emisi karbon.
IDSurvey pun berkontribusi mendukung langkah global mengatasi perubahan iklim. Sebagai holding BUMN Jasa Survei, IDSurvey terdiri atas PT Biro Klasifikasi Indonesia, PT Sucofindo, dan PT Surveyor Indonesia. IDSurvey menawarkan layanan bisnis hijau yang mencakup konsultasi, audit, verifikasi, validasi, hingga dukungan implementasi keberlanjutan dari hulu ke hilir, seperti dekarbonisasi, kerangka ekosistem hijau (eco framework), dan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Komitmen IDSurvey terhadap ekonomi hijau diwujudkan melalui kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia untuk meluncurkan bursa karbon pertama di Indonesia. Selain itu, IDSurvey memberikan penghargaan kepada 156 pelaku usaha dan 15 pahlawan lokal yang berkontribusi dalam ekonomi hijau.
Annisa Ayu Soraya menjelaskan bahwa upaya Indonesia mencapai target NEK dan NDC telah mendorong peningkatan kebutuhan tenaga kerja dengan keahlian di bidang keberlanjutan. Permintaan terhadap green jobs tersebut terus meningkat, khususnya di sektor energi baru terbarukan dan efisiensi energi. Berdasarkan data LinkedIn, kebutuhan tenaga kerja di sektor ini diperkirakan mencapai 1,8 hingga 4,4 juta pada 2030. Bappenas juga memprediksi akan ada kebutuhan 250.000-650.000 talenta hijau per tahun.
Annisa menyoroti enam keterampilan utama yang perlu dimiliki generasi muda untuk mendukung kebutuhan tersebut, yaitu manajemen dan efisiensi energi, energi terbarukan, manajemen dan akuntansi karbon, pengelolaan limbah, analisis dampak lingkungan, serta pemahaman ESG.
Sementara itu, Rafli Awlad Assyauqi berbagi pengalaman terlibat dalam berbagai proyek ESG, seperti pengecekan produk perkebunan nasional sesuai regulasi European Deforestation Regulation (EUDR). “Saya terjun langsung ke lapangan untuk memastikan produk perkebunan memenuhi standar keberlanjutan,” ujarnya, Rabu (18/12/2024) di Aula Timur ITB Kampus Ganesha.
Kegiatan ini memberikan wawasan kepada generasi muda tentang peluang dan tantangan keberlanjutan. Dengan semangat kolaborasi, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat aktif dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Reporter: Nur Asyiah (Rekayasa Pertanian, 2021)