Lewat Alarm Anti Ngantuk, ITB Juarai Lomba Karya Tulis Keselamatan Jalan 2015
Oleh Ninik Susadi Putri
Editor Ninik Susadi Putri
Perlombaan yang diadakan oleh Kemetrian Perhubungan Transportasi Darat ini merupakan sebuah ajang tahunan yang pesertanya digilir setiap tahun. Pada tahun 2013 perlombaan ini dikhususkan untuk guru, tahun 2014 untuk siswa SMA/Sederajat, dan pada tahun 2015 untuk mahasiswa. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah "Transportasi, Keselamatan, dan Teknologi". Lomba yang dimulai sejak bulan Agustus lalu ini diikuti oleh berbagai perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Sedikitnya terdapat 500 karya yang masuk ke panitia yang selanjutnya akan diseleksi. Dari 500 karya tersebut, terpilihlah 10 karya terbaik yang akan masuk dalam babak final presentasi. Kesepuluh karya terbaik itu berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti ITS, UGM, UNDIP, Universitas Udayana Bali, dan masih banyak lainnya. ITB sendiri memiliki 2 wakil di dalam 10 besar peserta terbaik. Dalam babak final presentasi yang diadakan pada Minggu-Jumat (22-27/11/15) bertempat di Hotel Allium Tangerang hanya 1 wakil ITB yang berhasil mendapatkan juara.
Joturu, Alarm Anti Ngantuk
Joturu merupakan sebuah inovasi yang diperuntukkan bagi pengendara motor. Alat tersebut berupa alarm atau sistem peringatan bagi pengemudi motor yang mengantuk saat berkendara. Hal ini dikarenakan, faktor pengendara yang mengantuk merupakan salah satu dari sekian banyak faktor terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dalam karya tulisnya, Faiz menjelaskan bahwa alarm ini akan dipasang pada motor serta pengemudinya. Alarm ini dilengkapi sensor yang akan berbunyi, mengeluarkan getaran serta tampilan pada monitor yang akan memberitahukan keadaan pengemudi tersebut. Sensor tersebut akan dipasang di atas telinga pengemudi. Selanjutnya, apabila pengemudi mengantuk sensor yang terpasang akan mendeteksi sehingga alarm akan berbunyi dan bergetar. Sensor yang dipasang pada pengemudi ini merupakan sensor detak jantung dan sensor gyroscope-accelerometer. Jika dilihat, alat ini seperti alat bantu dengar untuk para penderita tunarungu ataupun orang-orang yang sudah berusia lanjut. Faiz juga menuturkan dengan diterapkannya alat ini diharapkan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dapat berkurang.
"Saya bangga bisa kembali membawa nama ITB di kancah nasional," tutur Faiz, yang dulu pernah menjadi Juara 2 dalam Lomba Robot Nasional (Baronas) yang diadakan oleh ITS. "Saya juga sangat berterima kasih kepada teman saya, Muhammad Isnain, Rizky Septendhi, dan Wisnu Suryo yang telah banyak membantu saya dalam lomba ini," lanjut Faiz. Sejak SMA, Faiz memang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan teknologi dan inovasi. Faiz juga menambahkan keinginannya untuk mengembangkan alat ini lebih lanjut serta akan diikutkan pada Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dengan kemunculan ide-ide kreatif dan inovatif ini, diharapkan dunia transportasi di Indonesia akan semakin baik di masa yang akan datang.