12th ASEAN+3 Heads of International Relation Meeting: Transformasi Digital pada Smart City dan Manajemen Lingkungan

Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Pemaparan dari Prof. Suhono Harso Supangkat, Jumat (9/5/2025) (Dok. Ahmad Fauzi)

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi tuan rumah pada acara 12th ASEAN+3 Heads of International Relation Meeting, di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha, Kamis–Jumat (8–9/5/2025). Kegiatan yang diselenggarakan oleh ASEAN University Network (AUN) ini mempertemukan berbagai perguruan tinggi di negara-negara ASEAN ditambah Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.

Pada hari pertama, terdapat sesi keynote presentation tentang Digital Transformation dengan Prof. Suhono Harso Supangkat dan Dr. Ir. M. Sonny Abfertiawan dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB sebagai pemateri.

Prof. Suhono mengangkat topik “Leveraging Digital Solutions for Smart City Development through Collaboration”. Beliau menjelaskan bahwa smart city adalah kota yang menggunakan teknologi dan data untuk memperbaiki layanan, infrastruktur, dan kualitas hidup masyarakat kota.

“ICT (digitalisasi) tidak hanya satu-satunya solusi, tetapi menjadi pendorong yang kuat dan transformer solusi pintar untuk negara,” tuturnya.

Beliau menjelaskan bahwa city sensing merujuk kepada penggunaan teknologi penginderaan yang maju, analisis data, serta pengumpulan data secara real-time untuk memahami dan memperbaiki lingkungan kota. Hal ini bertujuan untuk membuat kota yang lebih efisien, berkelanjutan, dan layak huni. Sementara itu, city data infrastructure merujuk kepada kerangka dan sistem yang memungkinkan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menjelaskan data yang ada di dalam lingkungan urban.

Saat ini, Indonesia tengah menjalin kerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura bertajuk INSPIRASI (Indonesia–NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation). Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan menciptakan pengetahuan untuk mengatasi tantangan dalam pembangunan berkelanjutan dengan mempromosikan penerapan bidang SDG yang relevan.

“Terdapat tiga tujuan riset ini, yakni untuk mencapai SDGs (Sustainable Development Goals), meningkatkan keberlanjutan, dan mengurangi emisi karbon,” ujarnya.

Beliau mengajak berbagai perguruan tinggi di ASEAN untuk sama-sama mengembangkan smart city.

Pemaparan Dr. Ir. M. Sonny Abfertiawan, Jumat (9/5/2025). (Dok. Ahmad Fauzi)

Sementara itu, Dr. Ir. M. Sonny Abfertiawan membahas “Digital Innovation and Industry 4.0 in Environmental Management”. Beliau menjelaskan bahwa saat ini merupakan era Industri 4.0 ketika semua teknologi bekerja sebagai satu sistem yang terintegrasi satu sama lain.

“Semua orang membicarakan tentang era industri 4.0 bahkan ada yang sampai industri 5.0 dengan teknologi pintar seperti AI dan big data, IoT sensors; blockchain; automation & optimation; dan predictive analytics,” ujarnya.

Beliau menjelaskan beberapa studi kasus dari penerapan inovasi digital pada aspek lingkungan, seperti monitoring air tambang secara real-time, monitoring pengolahan air tambang otomatis secara real-time, serta penggunaan machine learning dalam pemodelan prediksi kualitas air.

“Dahulu, peneliti pergi ke hutan di area yang jauh hanya untuk mengambil sampel lalu dibawa ke laboratorium untuk diteliti, dengan cakupan area yang kecil. Namun, saat ini berbeda, kita bisa menggunakan satelit untuk memonitor area yang jauh sekalipun dengan cakupan yang lebih luas,” ujarnya.

Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari inovasi digital pada manajemen lingkungan, seperti efisiensi dan hemat biaya, respons krisis yang lebih cepat, transparansi dan kepercayaan, serta memungkinkan circular economy. Namun, terdapat beberapa tantangan dan risiko, seperti kesenjangan digital dan akses terhadap teknologi, privasi data dan keamanan siber, limbah teknologi dan penggunaan energi, dan kebergantungan berlebih pada model berbanding dengan fakta di lapangan.

“Industri 4.0 bukan hanya sebuah inovasi, ini tentang transformasi, bahkan ini tentang revolusi. Teknologi seperti AI, big data, IoT, blockchain, automation mengubah bagaimana kita memahami, mengelola, dan menjaga lingkungan kita,” ujarnya.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak