3 Mahasiswa Prodi Rekayasa Hayati ITB Juara 2 International Agroindustry Competition IPBFOA
Oleh Nattaya Syailendra - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2022
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – BE Nerds, tim mahasiswa Program Studi Rekayasa Hayati, Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati Program Rekayasa (SITH-R), Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2022, meraih juara 2 dalam International Agroindustry Competition IPBFOA - Idea Pitching Competition, yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Sabtu (3/8/2024).
Tim yang beranggotakan Delon Davidson, Melvin Valerio, dan Nabila Rohmawati tampil memukau dengan inovasi dalam kategori Process Technology and Bioprocess Technology.
Idea Pitching Competition adalah salah satu kompetisi dalam International Agroindustry Competition yang memiliki visi untuk mewadahi mahasiswa di seluruh dunia dan mendorong kaum muda terlibat dalam usaha pertanian dan agroindustri. Diadakannya kompetisi ini bertujuan memberi ruang penciptaan ide-ide yang dapat diinvestasikan secara berkelanjutan, sebagai langkah awal untuk berkontribusi di bidang Teknik Agroindustri.
Tema yang diangkat untuk Festival Agroindustri 2024 adalah “The Role of Innovation in Down Streaming Agroindustry to Realize Agro-industry Sustainability and Food Self-Sufficiency Towards Golden Indonesia”.
Keputusan untuk mengikuti lomba ini berawal pada Juli 2024, ketika tim sedang menikmati liburan semester. "Liburan yang cukup panjang membuat kami ingin mengisi waktu dengan hal produktif, sekaligus mengasah keterampilan seperti project management, engineering analysis, dan memperluas pengetahuan," ujar Delon Davidson.
Tim BE Nerds memilih kompetisi ini karena relevan dengan jurusan yang sedang mereka tekuni, serta pengalaman mereka di bidang agroindustri. Selain itu, kompetisi ini menjadi kesempatan untuk berkompetisi di tingkat internasional.
Tema yang dipilih Tim BE Nerds adalah “Process Technology and Bioprocess Technology”, dengan judul topik “Poly-U: Revolutionizing Nutrient Delivery by Developing a Bioresponsive Polyphosphate Encapsulated Urea with Eco-Friendly Production”. Tema ini dipilih karena pupuk merupakan salah satu produk yang masif digunakan dalam agroindustri. Namun, produksi pupuk dan penggunaannya masih kurang ramah lingkungan. Bahkan, penggunaan pupuk berkontribusi terhadap 2%-5% dari global GHG (greenhouse gas) emission. Oleh karena itu, Tim BE Nerds ingin mengenalkan Poly-U, pupuk pintar yang berpotensi merevolusi industri pupuk di dunia.
Tahap pengembangan ide menjadi salah satu tantangan yang paling sulit karena adanya perdebatan ide yang diajukan masing-masing anggota. Waktu yang terbatas juga menjadi kendala. Namun, tim berhasil menyelesaikan abstrak, full paper, dan presentasi dengan manajemen waktu yang baik.
Delon mengatakan, dari berbagai lomba yang diikuti, mereka selalu menerapkan prinsip bahwa proses pencetusan suatu teknologi harus dibarengi dengan kebutuhan yang ada. "Kebutuhan ini berasal dari analisis permasalahan. Dari pengenalan industrinya, biasanya kita dapat permasalahannya. Setelah itu, coba eksplor solusi-solusi tepat guna dan efektif. Solusi yang dicetuskan harus realistis untuk diimplementasikan secara kesiapan teknologi, kelayakan ekonomi, dan penerimaan secara kultural. Intinya teknologi ada untuk menyelesaikan kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat,” ujar Delon.
Dengan kemenangan ini, Tim BE Nerds tidak hanya membawa pulang penghargaan, tetapi juga pengalaman berharga yang akan memperkaya perjalanan akademis dan profesional mereka ke depannya.
Reporter: Nattaya Syailendra (Rekayasa Kehutanan, 2022)