3 Pilar Utama Pengendalian Korupsi: Integritas, Akuntabilitas dan Transparansi
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Peran serta ITB dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi di Indonesia salah satunya diwujudkan melalui pelaksanaan mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi (PAK). Di akhir masa perkuliahan, acara bertajuk “Festival Integritas” dilaksanakan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan hasil perkuliahan dalam bentuk pameran poster dan kuliah umum. Festival Integrasi 2018 diselenggarakan pada Rabu (28/11) di Campus Center Timur ITB, Jalan Ganesha No 10, Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, penasihat KPK, Mohammad Tsani Annatari berkesempatan memberikan materi kuliah umum dengan topik “Memahami, Mencegah dan Melawan korupsi”. Selain mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah PAK, kuliah umum juga diikuti oleh peserta mata kuliah Studium Generale yang juga merupakan salah satu mata kuliah umum pilihan di ITB.
Kuliah umum dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof.Ir.Bermawi Priyatna Iskandar, M.Sc.,Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Bermawi mengatakan bahwa dalam rangka mendukung motto In Harmonia Progressio, pendidikan di ITB mendorong mahasiswa untuk menjadi lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta profesional dalam berkarir di masyarakat, tetapi juga memiliki karakter yang kuat terutama kejujuran dan integritas. "Ini merupakan wujud kontribusi institusi pendidikan tinggi dalam pencegahan korupsi," katanya.
Bermawi menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya pemberitaan operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK. Oleh karenanya, melalui pendidikan anti korupsi ini diharapkan mahasiswa dapat memahami apa itu korupsi dan indikasi perilaku korupsi sehingga dapat meminimalisasi praktik korupsi di masa mendatang. Sejumlah program telah dilakukan ITB dalam penanaman nilai anti korupsi misalnya pembinaan karakter di asrama dan pembuatan videografis terkait sosialisasi menghindari perilaku korupsi yang rentan dilakukan oleh mahasiswa ITB.
Penyelenggaraan kuliah PAK selama 10 tahun menunjukkan komitmen ITB dalam upaya pemberantasan korupsi. Dalam kinerja keuangan, pembangunan, ITB sudah mendapat predikat wajar tanpa syarat sebanyak lebih dari tiga kali yang menunjukkan tekad ITB dalam mengalokasikan sumber daya untuk meninkatkan kinerja ITB untuk terus maju dan dapat dipertanggungjawabkan.
Integritas, Modal Utama Pemberantasan Korupsi
Mohammad Tsani di awal paparannya sedikit menyinggung praktik korupsi yang dekat dengan para mahasiswa, yaitu praktik suap menyuap dalam proses pembuatan kartu identitas penduduk (KTP) dan Surat Izin Mengemudi (SIM). Sebagian besar mahasiswa mengaku bahwa mereka tidak jujur dalam pembuatan kedua kartu identitas tersebut. Tentunya hal tersebut menjadi perhatian Tsani karena menurutnya perilaku korupsi timbul akibat ketidaksadaran individu terhadap indikasi perilaku korupsi.
Ia menambahkan, praktik korupsi yang dilakukan oleh para koruptor yang notabene merupakan lulusan dari perguruan tinggi, hal itu menjadi bentuk kegagalan investasi pendidikan di masa lalu. Hilangnya sikap integritas seseorang dinilai memicu korupsi, karena integritas merupakan mata uang universal yang menjadi harga diri seseorang. Tsani menyebutkan bahwa KPK setidaknya melakukan OTT setiap 12 hari sekali dan paling banyak melibatkan kalangan pejabat daerah. "Nilai korupsi cenderung meningkat seiring semakin tingginya jabatan seseorang," ujarnya.
Bagaimana cara pengendalian korupsi? Menurut Tsani merujuk pada konsep kekuasaan Klitgaard, praktik korupsi identik dengan penyalahgunaan kekuasaan (power). Praktik ini dapat dikendalikan dengan akuntabilitas yang jelas. Kekuasaan meliputi diskresi dan monopoli tersebut juga perlu diseimbangkan oleh transparansi dan integritas untuk mengendalikan dan mencegah perilaku korupsi.
“Tiga hal ini adalah pilar (anti korupsi). Di mana pun Anda bekerja, kalau nanti di kantor Anda tidak transparan, sudah, tandatangani masa depan suram. Anda bekerja di kantor, ketika tidak ada akuntabilias, berarti nggak bener. Anda bekerja di suatu kantor, perekrutnya orang-orang yang tidak berintegritas, tanda-tanda Anda tidak akan bisa berkembang,” tegas Tsani.
Dalam kuliah umum tersebut juga ditayangkan film pendek berjudul “Melawan Korupsi” yang mengilustrasikan praktik pemberantasan korupsi. Film berdurasi 41 menit tersebut menceritakan kisah pembongkaran kasus korupsi anggaran sekolah yang dilakukan oleh sekelompok pelajar SMA di salah satu sekolah unggulan di Kota Solo. Nilai-nilai anti korupsi seperti kepedulian, keberanian, kejujuran dan transparansi digambarkan secara implisit melalui alur cerita yang dengan apik dimainkan oleh para pelajar SMA tersebut.
Sebelum menutup kuliah umum yang berlangsung sekitar 1,5 jam tersebut, Tsani memberi tips kepada para mahasiswa untuk menjaga integritas diri. Berdasarkan pengalamannya bekerja di bidang bea cukai, Tsani menyebutkan pentingnya memiliki teman yang baik di lingkungan tempat kita bekerja. Menurutnya, komitmen yang dibentuk bersama teman untuk saling menjaga integritas dapat menjadi cara agar tidak terjerumus dalam praktik korupsi.
Reporter: Nabila Nurul Maghfirah