Admin juga Manusia(Mahasiswa)
Oleh Beni Rio Hermanto
Editor Beni Rio Hermanto
"Tanggung jawab saya sebagai seorang Mail ADM di ITB adalah memastikan seluruh civitas akademika di itb, baik itu staff maupun mahasiswa, untuk bisa mengirim dan menerima email menggunakan akun email itb", papar Wahyu mahasiswa Elektro 2007 dengan antusias saat menjelaskan tentang tanggungjawab nya sebagai seorang administrator email di ITB.
Sementara Arif mahasiswa Elektro 2006 yang juga seorang admin bercerita,"Dulu awalnya dari bergabung dengan ARC, di sana saya belajar tentang jaringan dan memulai ngoprek. Lalu ketika ada rekrutmen menjadi Admin ITB saya masuk dan sampai sekarang sudah menjadi Admin utama ITB terutama NIC dan VPN."
ITB memang memiliki kebijakan untuk menggunakan mahasiswa sebagai administrator jariangan dan infratruktur internet di ITB. Hal ini sudah berlangsung sejak awal perkembangan implementasi internet di ITB.
"Menurut saya, kebijakan itu sangat bagus. Di satu sisi Mahasiwa bisa mendapat kesempatan untuk menambah pengalaman bekerja secara profesional dengan melayani sekitar 15.000 user dan lebih dari 4.000 komputer. Di sisi lain ITB mendapatkan tenaga murah dengan skill yang mumpuni dan memiliki semangat untuk selalu berkembang. Hasilnya IT ITB bisa terus berkembang." tutur Wahyu menyampaikan opininya.
Arif sendiri juga menyepakati opini Wahyu."Mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat saat turun di dunia kerja setelah lulus dari ITB nanti. Sedangkan dari ITB mendapatkan tenaga yang rajin ngoprek. Mungkin karena semangat belajarnya yang tinggi."
Sebenarnya dengan memilih menjadi seorang administrator jaringan dan infrastruktur ITB di sela-sela kewajiban utama sebagi mahasiswa. Tidak sedikit konsekuensi yang siap dibayar oleh mereka.
Wahyu memiliki pengalaman sendiri untuk hal itu.
"Salah satu pengalaman saya adalah ketika keesokan hari ada jadwal ujian dan sedang bersiap-siap belajar, tiba-tiba saya dapat kabar malamnya bahwa email pusat bermasalah karena servernya down. Akhirnya saya ngebenerin servernya sampai pagi. Dan akibatnya matakuliah itu saya mengulang semester depan", ujar Wahyu yang bercerita sambil tertawa. Mungkin karena menertawakan kesalahannya di awal masa dia menjadi admin kala itu.
"Namun saya tidak pernah kapok. ITB itu bagaikan laboratorium raksasa untuk hal jaringan dan internet dengan 15.000 user dan lebih dari 4.000 komputer. Bahkan sering kali apa yang diterapkan IT ITB diikuti oleh kampus lain di Indonesia. Saya kira kesempatan yang ditawarkan kepada saya untuk bisa ikut ambil peran dalam laboratorium itu merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga." lanjut Wahyu.
ITB memang memiliki kebijakan untuk menggunakan mahasiswa sebagai administrator jariangan dan infratruktur internet di ITB. Hal ini sudah berlangsung sejak awal perkembangan implementasi internet di ITB.
"Menurut saya, kebijakan itu sangat bagus. Di satu sisi Mahasiwa bisa mendapat kesempatan untuk menambah pengalaman bekerja secara profesional dengan melayani sekitar 15.000 user dan lebih dari 4.000 komputer. Di sisi lain ITB mendapatkan tenaga murah dengan skill yang mumpuni dan memiliki semangat untuk selalu berkembang. Hasilnya IT ITB bisa terus berkembang." tutur Wahyu menyampaikan opininya.
Arif sendiri juga menyepakati opini Wahyu."Mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat saat turun di dunia kerja setelah lulus dari ITB nanti. Sedangkan dari ITB mendapatkan tenaga yang rajin ngoprek. Mungkin karena semangat belajarnya yang tinggi."
Sebenarnya dengan memilih menjadi seorang administrator jaringan dan infrastruktur ITB di sela-sela kewajiban utama sebagi mahasiswa. Tidak sedikit konsekuensi yang siap dibayar oleh mereka.
Wahyu memiliki pengalaman sendiri untuk hal itu.
"Salah satu pengalaman saya adalah ketika keesokan hari ada jadwal ujian dan sedang bersiap-siap belajar, tiba-tiba saya dapat kabar malamnya bahwa email pusat bermasalah karena servernya down. Akhirnya saya ngebenerin servernya sampai pagi. Dan akibatnya matakuliah itu saya mengulang semester depan", ujar Wahyu yang bercerita sambil tertawa. Mungkin karena menertawakan kesalahannya di awal masa dia menjadi admin kala itu.
"Namun saya tidak pernah kapok. ITB itu bagaikan laboratorium raksasa untuk hal jaringan dan internet dengan 15.000 user dan lebih dari 4.000 komputer. Bahkan sering kali apa yang diterapkan IT ITB diikuti oleh kampus lain di Indonesia. Saya kira kesempatan yang ditawarkan kepada saya untuk bisa ikut ambil peran dalam laboratorium itu merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga." lanjut Wahyu.