Afzalurrahman Assalam, Hafizh Quran ITB

Oleh hendra adi putra

Editor hendra adi putra

Jangan salah sangka jika hafizh quran atau orang yang hafal quran 30 juz hanya ada di pesantren atau hanya sekolah di bidang keagamaan saja. Tak sedikit yang menempuh pendidikan formal di bidang selain agama. Contohnya yang ada di Institut Teknologi Bandung. Seorang mahasiswa yang hafal 30 juz quran, Afzalurrahman Assalam namanya. Mahasiswa Teknik Geofisika angkatan 2004 ini telah hafal al quran sejak duduk di bangku SMP. Melalui perbincangan via internet, Aaf, begitu ia akrab disapa menceritakan sedikit pengalaman menghafal quran hingga biaya kuliah yang ia tanggung sendiri. Motivasi menghafal quran, Aaf akui keinginannya agar termasuk golongan yang Allah berikan keistimewaan di akherat kelak. Ketika sekolah di MTs (setingkat SMP), Aaf mengikuti program menghafal quran di Ponpes Al Hikmah, Cirebon. Dalam waktu kurang dari 3 tahun, Aaf telah menghafal seluruh isi quran. Menurutnya dengan menghafal quran, hatinya menjad tenang dan selalu menjadi juara kelas saat di MTs. Hingga kini pun diyakininya dengan menghafal dan berinteraksi dengan quran, emosinya lebih stabil dan tenang walau menghadapi persoalan seberat apapun. ”Membaca dan mendalami quran sudah menjadi hiburan khusus bagi saya” tukasnya. Keberhasilan yang dicapainya diyakini tak lepas dari didikan orang tua. Selain pendidikan quran sejak kecil, penjagaan orang tua terhadap anak-anaknya yang ketat diakuinya menjadi kunci kesuksesannya. ”Gemblengannya setiap hari tidak boleh nonton televisi sebelum meyelesaikan tugas-tugas sekolah” akunya. ”(Pesan) yang paling saya ingat adalah motto mereka we are born to be the champ,” imbuh sulung dari sebelas bersaudara ini. Dalam menghafal quran menurutnya yang terpenting adalah semangat dan komunitas yang mendukung. Oleh karena itu saat di SMA dan sekarang kuliah, Aaf selalu mencari komuitas penghafal quran agar hafalannya terjaga. Walaupun merupakan anak anggota DPR RI, Aaf memenuhi biaya kuliahnya secara mandiri, ”biaya kuliah dari bisnis (percetakan) sejak dua semester ini”, akunya yang menanam modal pada bisnis percetakan di Yogyakarta. Selain membaca quran di waktu luangnya, Aaf juga senang menulis termasuk di blog pibadinya.”(Bahkan) lolos dalam seleksi Pertamina Youth Program (PYP) IV tahun ini karena (kemampuan) menulis terlebih dulu”, ungkap peserta Program Pembinaan SDM Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri angkatan III regional Bandung ini. Lebih banyak terlibat di organisasi luar kampus, membuat Aaf lebih banyak berinteraksi dengan masalah-masalah kemasyarakatan. Tergabung dalam Forum Indonesia Muda angkatan IV memberikan kesempatan padanya memperjuangkan RUU APP ketika pemerintah melakukan dengar pendapat masyarakat sebagai wakil mahasiswa. Aktif di bagian kepemudaan Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia, menjadi narasumber acara TV Sahur Ramadhan di Lativi tahun 2004, dan pembicara acara dialog di MQTV tahun 2007 salah satu pengalamannya. Tak mengherankan jika akhir bulan januari 2008 nanti, Aaf akan diundang ke Thailand oleh KBRI dan komunitas muslim Indonesia di sana. Di ITB sendiri, Aaf merupakan anggota MPO Majelis Ta’lim (Mata) Salman. ”(Selebihnya) mendukung aktivitas-aktivitas kampus (ITB) supaya lebih banyak berkontribusi kepada masyarakat” yang menurutnya masih minim dilakukan. ”(Setidaknya) kurangi konsumsi BBM bagi yang membawa mobil, ini isu global warming, jangan tenggelam dalam dunia hedonisme”, pesannya.