Alumni ITB Bahas Pengalaman Magang dan Kerja di Berbagai Industri dalam HMFT Career Weekend

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Magang menjadi kegiatan yang lumrah dilakukan oleh mahasiswa semasa kuliah. Terdapat magang yang besifat wajib seperti kerja praktik khususnya bagi mahasiswa Teknik Fisika (TF) Institut Teknologi Bandung (ITB), dan bersifat tidak wajib seperti Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

Kegiatan magang menjadi opsi untuk menambah pengalaman dan menjadi bekal sebelum masuk ke dunia kerja. Pada beberapa perusahaan, mahasiswa magang dianggap sebagai investment bukan sekedar cheap labor sehingga tercipta hubungan timbal balik yang baik antara keduanya.

“Untuk internship, cari perusahaan yang reputasinya baik dalam sharing knowledge dan mempunyai program internship yang terstruktur,” ujar Astra Goldie Aulia dalam HMFT Career Weekend Day 2: Intern Day, Sabtu (27/11/2021). Ia merupakan Alumni Teknik Fisika 2010 yang saat ini bekerja sebagai Electrolight Specialty Lighting Designer.

Sebagai jurusan yang generalis, terdapat beberapa mata kuliah Teknik Fisika yang digunakan kembali ilmunya dalam berbagai sektor industri, salah satunya pada industri minyak dan gas. Ragil Warsanto, Alumni TF 2000 yang saat ini bekerja sebagai Conocophillips Control Engineer menjelaskan mata kuliah yang dimaksud di antaranya adalah Pengukuran, Pengolahan Sinyal, Instrumentasi Industri, dan Kontrol Otomatik.

Walaupun begitu, terdapat learning curve yang harus dilewati seorang sarjana teknik fisika saat mulai bekerja. Indah Radityo Putri, Alumni TF 2016 setuju atas penjelasan Astra bahwa 70% ilmu yang digunakannya sekarang didapat dari pengalaman bekerja.

“Pulang kantor, sore atau malamnya ambil course online lagi atau pas weekend, selain nyempetin untuk refreshing juga sempetin buat nambah-nambah ilmu lagi karena banyak kerjaan yang gunain itu,” ujar Unilever Assistant Project And Engineering Manager For Digitalization tersebut.

Pengalaman long learning juga dialami oleh Siti Winny Adya Maulidiani, Alumni Teknik Fisika 2007. Semenjak kuliah, ia menggeluti teknologi photovoltaic (PV), yaitu sel surya. Begitu pula saat ia menjalani studi masternya di Perancis dan Barcelona. Tetapi, kenyataan berkata lain. Setelah ia lulus, kesempatan yang ada di Indonesia berkaitan dengan wind energy.

“Kalo misalnya saya dulu, gak ah saya cuma mau di PV, gak mungkin nih sekarang saya kerja di perusahaan saya sekarang dan jadi bangun first wind farm di Indonesia. Ambil aja opportunity yang ada dan ternyata masih sesuai minat,” ujar BayWa r.e. Apac Wind Energy Engineer tersebut.

Prasiteyo Hadi Purwoko, Alumni TF 2010 yang saat ini bekerja sebagai Bukalapak Senior DevOps Engineer turut hadir menjelaskan otomasi infrastruktur IT sebagai praktik DevOps. DevOps merupakan pendekatan agar kualitas aplikasi meningkat dan menghilangkan ownership wall antara tim developer dan operations pada perusahaan.

Seorang penanya bertanya terkait kemampuan yang perlu diasah dalam menggeluti bidang engineering. Rakhmadian Purnama, dari PT Mastersystem Infotama Network Specialist, mengingatkan salah satu yang harus dilakukan adalah terus mendalami teknis, teori, dan implementasi ilmu engineering yang sedang diigeluti sekarang.

“Juga komunikasi. Dari pengalaman saya, beberapa engineer susah mentranslasikan dari business requirement ke technical design dan sulit mengkomunikasikannya ke upper level. Analisa dan logika berpikir juga penting,” jelas Alumni TF 2006 tersebut.

Reporter: Amalia Wahyu Utami (Teknik Fisika 2020)