Arkavidia 2.0: Mengembangkan IT Mobile yang Cerdas dan Kreatif

Oleh Ramasha Shella Gustia

Editor Ramasha Shella Gustia

BANDUNG, itb.ac.id - Dunia teknologi informasi atau IT saat ini memang sedang naik daun, terutama IT mobile. Jika dibandingkan jumlah pengguna telepon selular saat ini dengan lima belas tahun yang lalu, perkembangan yang sangat cepat ini tidak lain karena didukung juga oleh aplikasi-aplikasi mobile yang berkualitas. Namun, masih terbuka kesempatan yang sangat lebar bagi para pengembang aplikasi untuk mencoba peruntungan di bidang ini, asal cerdas melihat peluang pasar. Hal inilah yang dikupas di seminar yang bertajuk "Seminar IT Indonesia, Sekarang dan Akan Datang" sebagai salah satu rangkaian acara di Arkavidia 2.0.

Seminar yang diadakan pada tanggal Sabtu (19/02/11) ini bertempat di Aula Timur ITB. Tiga orang pembicara dan seorang moderator sengaja diundang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang IT mobile kepada para peserta seminar. Ketiga pembicara dan moderator merupakan orang-orang yang memang sudah lama berkecimpung di dunia IT sehingga materi akan mereka sampaikan menarik bagi peserta yang sebagian besar juga berkutat dengan keinformatikaan.

Lihat Peluang Raih Kesempatan, Sekarang!

Pembicara pertama pada seminar ini ialah Narendra Wicaksono. Alumni dari Teknik Informatika ITB ini merupakan seorang praktisi mobile dan developer marketing dari Nokia Indonesia. Beliau memaparkan bahwa 75 % populasi dunia  mendapatkan akses mobile pada tahun 2011. Di Indonesia sendiri terdapat 209 juta pengguna perangkat mobile. Jumlah ini tiga setengah kali lebih banyak daripada pengguna internet. Beliau juga memaparkan hasil riset dari Garner bahwa device shipping perangkat mobile di Indonesia meningkat dari 150 juta pada tahun 2009 menjadi 180 juta pada tahun 2010.

Dari data statistik terlihat bahwa dunia IT mobile memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Peluang yang ada mendorong pengembang untuk membangun berbagai aplikasi perangkat mobile. Besarnya penggunaan berbagai aplikasi mobile menempatkan Indonesia pada urutan ketiga di dunia untuk konsumen aplikasi mobile terbanyak mengalahkan Inggris, Kanada, Jepang, bahkan Cina. Sebagian besar pengguna perangkat mobile juga memiliki akses internet dan mengakibatkan menjamurnya industri mobile advertising (admob).

Sebagai pengembang, calon-calon lulusan jurusan yang masih dalam lingkup keinformatikaan diharapkan dapat membaca juga peluang ini. Namun, jangan asal dalam membangun aplikasi. Cari tahu dulu apa yang diinginkan pengguna, pilih teknologi yang akan digunakan, setelah itu baru membangun aplikasi. "The right value for the right opportunity", ujar Narendra.

Pilih Platform-nya, Kembangkan Aplikasinya

Andri Yadi, CEO dari PT Dycode Cominfotech Development, merupakan salah satu pengembang aplikasi mobile di Indonesia. Beliau berbagi pengalaman dalam mengembangkan aplikasi yang telah beliau buat, Movreak (Movie Freak) yang dibangun di atas platform symbian. Penggemar berat film layar lebar ini mengupas tentang platform perangkat mobile. Menurut beliau, teknologi seperti smartphone, iPhone, dan perangkat mobile lain (bahkan komputer) tidak akan ada nilainya tanpa ada aplikasi. Aplikasi ini dibangun di atas platform. Banyak platform yang digunakan dalam perangkat mobile, tetapi beliau hanya menjelaskan beberapa platform saja pada seminar ini.

Platform pertama yang paling banyak digunakan pada telepon selular ialah Symbian. Aplikasi yang berjalan pada platform ini dapat dibangun dengan native development kit (native SDK), Java Applet, web runtime, maupun Flash. Platform lain yang saat ini sedang berkembang pesat ialah Android. Platform ini banyak ditanamkan pada perangkat mobile terbaru seperti smartphone dan tablet phone. Aplikasi yang dapat berjalan pada platform ini dapat dibangun dengan menggunakan native development kit, Java Applet, dan web runtime. Platform yang ketiga ini merupakan platform yang saat ini perangkat mobile-nya sedang marak digunakan di Indonesia, mulai dari anak sekolah sampai eksekutif, yakni Blackberry. Aplikasi untuk Blackberry dapat terbagi menjadi dua jenis yakni aplikasi untuk smartphone, yang dapat dibangun dengan menggunakan Java Applet for Blackberry, dan untuk tablet, yang dapat dibangun dengan Adobe Air.

Andri juga memberikan beberapa tips penting bagi peserta seminar yang ingin mengembangkan aplikasi mobile. "Make it personal!" ungkap Andri. "Setiap orang yang menggunakan perangkat mobile pasti menggunakannya secara pribadi dan dengan caranya sendiri. Buat aplikasi yang jelas cara pengoperasiannya sehingga tidak akan muncul kesulitan dalam menggunakan aplikasi tersebut", jelas Andi mengenai tipsnya yang pertama. Tips yang kedua ialah mengenai pentingnya user experience. Yang ketiga ialah konsistensi desain, jangan sampai ada fungsi yang memiliki duplikat.

Yang Penting Kreatif

Pembicara yang ketiga dari seminar ini ialah seorang Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Kamenkominfo. Beliau ialah Ashwin Sasongko. Beliau menjelaskan peluang berkembangnya industri perangkat dan aplikasi mobile di Indonesia dari sisi pemerintah. Saat ini sedang dilakukan pengembangan jaringan komunikasi di seluruh pelosok Indonesia. Dari pengembangan jaringan telekomunikasi ke daerah-daerah ini dapat memperbesar jumlah pengguna perangkat mobile dari jumlah sebelumnya. Selain itu, pemerintah juga dalam proses menyempurnakan regulasi-regulasi yang akan dijadikan dasar hukum penggunaan aplikasi mobile.

Beliau menganalogikan sebuah aplikasi seperti gado-gado yang sangat enak yang dijual di Bandung. Orang Jakarta bahkan rela pergi ke Bandung hanya untuk makan sepiring gado-gado kemudian kembali lagi ke Jakarta karena rasanya yang berbeda dari gado-gado di Jakarta. "Aplikasi juga harus dibuat seperti itu," kata beliau. "Buat aplikasi yang spesial dan membuat orang ketagihan. Seperti penjual gado-gado, mulailah membangun dari sesuatu yang kecil. Tidak perlu modal yang besar dulu, cukup sebuah komputer dan satu orang pembuat aplikasi yang memiliki pengetahuan dan ide yang berbeda. Asalkan ia kreatif, aplikasi yang dibangun pasti akan dicari semua orang," tutupnya di akhir paparan.