Asrama ITB Gelar Acara Puncak Edukasi Pengabdian Masyarakat
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG,itb.ac.id - Setelah menyelenggarakan kegiatan menanam pohon dan mengedukasi anak-anak, Asrama Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan puncak acara Edukasi Pengabdian Masyarakat (Edupengmas) pada Sabtu (26/3/2022). Edupengmas merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menerapkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat.
Acara puncak ini mengangkat judul Mudahnya Berdampak Bagi Sekitar dengan menghadirkan Rommi Adany Putra Afauly, Menteri Sinergisasi Gerakan Kemasyarakatan Kabinet KM ITB 2021/2022, sebagai pemateri di kesempatan ini. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Nenden Rina Ratnakomala, S.T., M.T., Kepala Subdirektorat Kesejahteraan dan Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB.
Rommi memulai penjelasannya dengan kisah perlombaan antara keong dan elang atau yang lebih familier dengan kisah kancil dan siput. Cerita ini mengajarkan kita bahwa sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin jika dilakukan bersama-sama. “Cerita ini sangat relevan jika dikaitkan dengan kegiatan pengabdian masyarakat karena suatu masalah yang ada di masyarakat tidak bisa diselesaikan secara individu,” kata Rommi.
Rommi mengatakan, masalah yang ada di masyarakat sangatlah kompleks. Berbagai masalah ini berasal dari tingkatan terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga. Masalah terus merambat sehingga menimbulkan kompleksitas di kalangan masyarakat. Kompleksitas permasalahan ini membutuhkan pemikiran-pemikiran kreatif dari berbagai elemen, termasuk akademisi di perguruan tinggi.
Masalah struktural yang amat kompleks ini ternyata bisa diselesaikan. “Masalah struktural yang terkesan mahabesar bisa kita selesaikan kok, mulai kecil-kecil dulu aja,” ujar Rommi.
Hal-hal kecil itu amat sangat penting untuk menyelesaikan masalah. Salah satu hal kecil tersebut adalah melalui berbagai pengabdian masyarakat. Misalkan kegiatan Dari Kita untuk Masa Depan, acara penanaman pohon bakau yang dilakukan Tutor Asrama ITB di Pantai Bahagia, Bekasi untuk mencegah masalah abrasi. Kemudian ada acara Kembali Menyala, yakni acara edukasi yang dilakukan terhadap anak-anak di sekitar Asrama Sangkuriang.
Menurut Rommi, pengabdian masyarakat tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu adanya bantuan dari pihak lain berupa materil, dll. Oleh karena itu, ITB melalui Ditmawa memfasilitasi mahasiswa yang ingin melakukan pengabdian masyarakat. Mahasiswa tinggal mengajukan proposal yang kemudian ditinjau oleh Ditmawa.
Acara ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam bertanya dan berdiskusi. Setelah sesi tanya jawab selesai, mata acara beralih ke penyerahan tanda apresiasi kepada pemateri. Sampai di penghujung acara, acara ini ditutup dengan sesi dokumentasi dengan para peserta.
Reporter: Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)