Bagaimana Menarik Investor di Era Kenormalan Baru
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Selama masa pandemi, banyak sekali startup maupun UMKM yang terkendala masalah finansial. Sebagian dari mereka ada yang masih bertahan, namun banyak yang melakukan PHK pegawai untuk efisiensi. Menyikapi hal tersebut, SBM-ITB mengadakan pelatihan kepada para pelaku startup dan UMKM dengan tema "How to Attract Investors in New Normal Era". Pelatihan diadakan pada Sabtu (27/6/2020) via Zoom. Acara tersebut dipandu oleh Sonny Rustiadi, MBA, Ph.D. (Dosen SBM-ITB) dan dihadiri oleh beberapa pelatih dari startup dan venture capital yaitu, Arip Tirta (Co-Founder Evermos), Sandhy Widyasthana (Coo & Portfolio Investment Director MDI Ventura), serta Raditya Pramana (Partner Ventura Discovery).
Dr. Dina Dellyana, S.Farm. MAB, selaku Direktur The Greater Hub SBM ITB dan Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan LPIK ITB dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya bagi pelaku bisnis untuk bisa berbagi dengan para pelatih (coach). “Kita ingin mengajak teman-teman berkenalan langsung dengan pelatih, sehingga bisa bertanya bagaimana bisnis kita bisa dilirik oleh investor serta apa saja yang harus dipersiapkan dalam mendapatkan investasi,” imbuh Dina Dellyana.
Pelatih pertama, Arip Tirta mengatakan bahwa pada pandemi saat ini kebutuhan manusia masih tetap sama. “Namun perilakunya yang berbeda. Kita masih perlu makan, minum, dan lain-lain,” ujar Arip seraya menambahkan bahwa bagi startup ataupun UMKM yang terdampak COVID-19 dapat melakukan formulasi model bisnis baru serta memastikan kinerjanya berjalan dengan baik.
Di sisi lain, Raditya Pramana dari venture capital berharap kepada para pelaku UMKM atau startup untuk tetap bertahan hingga situasi kembali normal. Namun, ia juga menyadari, banyak sekali startup yang tidak bisa bertahan lama karena kurangnya dana tunai yang mereka miliki sehingga memerlukan dana investasi. Sementara itu, investor sendiri sangat berhati-hati dalam berinvestasi di masa pandemi ini karena banyak sekali ketidakpastian. “Banyak sekali pertanyaan untuk dijawab, semua orang bingung karena banyak sekali ketidakpastian. Dampaknya investor dalam wait and see situation, venture capital pun melakukan strategi bertahan,” ujarnya.
Melihat situasi tersebut, Raditya menyarankan bagi startup untuk mencari alternatif pendapatan, menunda untuk melakukan perekrutan pegawai, memotong dana untuk marketing, hingga negosiasi harga sewa kantor.
Meskipun banyak UMKM dan startup yang tidak bisa bertahan di masa pandemi, tetapi di sisi lain ada juga startup yang pertumbuhannya tinggi di saat krisis. Hal ini dijelaskan oleh Sandhy Widya selaku Direktur MDI Ventura. Sandhy mengatakan, “Potensi PHK saat ini tinggi, namun beberapa sektor pertumbuhannya tinggi, seperti alodokter dan halodoc, yang bergerak di bidang kesehatan,” katanya.
Oleh karena itu, Sandhy menekankan, bahwa investor tidak berhenti berinvestasi di saat pandemi COVID-19, namun ada uji kelayakan yang mereka lakukan sebelum melakukan investasi pada startup yang kriterianya adalah rencana keuangan, sektor yang dimasuki, dan valuasi. Dengan begitu, walaupun di saat krisis masih ada kesempatan untuk startup untuk bisa mendapatkan pendanaan dari investor.
Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan, 2021)