Belajar Sejarah dari Pameran Foto Runtuhnya Tembok Berlin

Oleh Amelia Rahma Faustina

Editor Amelia Rahma Faustina

BANDUNG, itb.ac.id - Pameran bertajuk 'Adegan dan Jejak Sebuah Peristiwa' terselenggara pada 1-14 Desember 2011 untuk memperingati 20 tahun runtuhnya Tembok Berlin. Pameran yang doprakarsai oleh Galeri Soemardja Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB bekerjasama dengan Goethe Institut tersebut mengedepankan beragam aspek keruntuhan Tembok Berlin melalui pendekatan individual, mulai dari foto jurnalistik hingga foto arsitektur klasik. 

Selain pameran foto, ada pula diskusi yang membahas mengenai Tembok Berlin dan Perubahan Dunia Global dari Balik Kamera. Pembicara dalam diskusi yang dilangsungkan Kamis (08/12/11) tersebut adalah Roy Voragen, Deden H. Durahman (Kepala Studio Intermedia ITB), dan Henrycus Napitsunargo. Ada pula pemutaran film pendek koleksi Filmarchiv yang melengkapi visi pengunjung akan keadaan Jerman pada saat itu.

Pewartaan keruntuhan Tembok Berlin tersebut ada yang dilakukan secara spontan di lokasi lengkap dengan segenap drama yang terjadi, ada pula yang mengambil foto secara sistematis sambil menjaga jarak. Terbentuk suatu studi visual mengenai situasi Jerman saat itu, yang direpresentasikan melalui medium fotografi. Pusat perhatian pada foto-foto yang dipamerkan adalah Tembok Berlin itu sendiri, dengan hiasan berupa lukisan yang kreatif di sisi Barat dan warna kelabu polos di sisi Timur. Ditunjukkan pula orang-orang yang dijuluki 'pembongkar tembok' mulai beraksi pada pertengahan November 1989, beberapa hari setelah runtuhnya tembok diresmikan.


Pemisahan negara Jerman menjadi dua bagian, yaitu Jerman timur dan Barat, terjadi pada tahun 1961 dalam bentuk tembok sepanjang 150 km yang dilengkapi dengan rintangan anti tank dan jalur pengamanan yang lebar. Setelah 20 tahun kemudian, sulit untuk membayangkan penampilan pusat Kota Berlin yang bersejarah pada waktu itu. Pengunjung dapat lebih larut dalam sejarah Tembok Berlin dengan menonton film-film pendek yang diputar bergantian terkait dengan topik ini. Cerita dibawakan dengan berbagai sudut pandang dan tokoh. Mulai dari penuturan saksi mata peristiwa, pelaku penghancuran, hingga cerita petualangan dua tokoh menyusuri tembok dengan sepeda. Ada pula film dokumenter yang menceritakan kisah 'bekas' lokasi Tembok Berlin yang dikunjungi oleh wisatawan dari seluruh dunia.