UKM Loedroek ITB Sajikan Pertunjukan dari Alumni dalam Maen Gedhe Loedroek ITB

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor Anin Ayu Mahmudah

BANDUNG, itb.ac.id – Sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang aktif menyuguhkan pertunjukan kesenian daerah, UKM Loedroek ITB kembali menggelar Maen Gedhe yang berlangsung pada Sabtu (04/02/17) bertempat di Aula Barat ITB dengan tajuk “The Last Mongolian”. Berbeda dari pertunjukan-pertunjukan sebelumnya, Maen Gedhe kali ini menampilkan secara langsung pemain-pemain dari alumni Loedroek ITB salah satunya seorang budayawan Indonesia yaitu Agus Hadi Sudjiwo atau yang lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo.

Maen Gedhe yang digelar atas kerjasama dari alumni Loedroek ITB dari angkatan 1998 dengan anggota Loedroek ITB yang masih berstatus mahasiswa ini dibuka dengan sambutan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA melalui teleconference karena beliau berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Prof. Kadarsah mengungkapkan rasa bangganya kepada Loedroek ITB dan berdoa untuk kesuksesan dan kelancaran acara.

Usai sambutan dari Prof. Kadarsah, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tari tradisional Jawa Timur yaitu Tari Remo yang dipersembahkan oleh dua putri Sujiwo Tejo yaitu Rembulan Randu Dahlia dan Kennya Rizki Rionce. Tidak jauh berbeda dengan urutan pertunjukan Maen Gedhe biasanya, setelah Tari Remo selesai ditampilkan, acara dilanjutkan dengan Kidungan Loedroek ITB dan diteruskan dengan Dharma Wanita yang diperankan oleh pemain dari berbagai angkatan baik alumni maupun mahasiswa. Dalam pertujukan Dharma Wanita, para pemain laki-laki tampil layaknya wanita-wanita cantik. Sebagaimana tajuk Maen Gedhe kali ini yaitu “The Last Mongolian”, para pemain Dharma Wanita memerankan istri-istri dari pejuang Mongol yang ditinggal oleh suaminya karena harus merantau ke tanah Jawa.

Setelah pertunjukan Dharma Wanita Loedroek ITB usai, acara diteruskan dengan sambutan dari alumni Loedroek ITB dan ditutup oleh puncak acara yaitu inti cerita dari “The Last Mongolian”. The Last Mongolian mengisahkan tentang upaya balas dendam para kaum Mongol karena pembantaian yang sebelumnya terjadi di kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Sri Maharaja Kertanegara. Pasukan Mongol yang akhirnya sampai di tanah Jawa ini harus menghadapi Gusti Raden Wijaya, menantu dari Raja Kertanegara. Tibanya pasukan Mongol tersebut menimbulkan perdebatan serius diantara para pemimpin, ada yang tidak setuju untuk menerima ada pula yang setuju menerima kaum Mongol dengan tujuan memanfaatkan mereka.

Akhirnya Raden Wijaya memutuskan untuk menerima pasukan Mongol dan menjamunya dengan minuman keras dan pertunjukan tari-tarian. Disaat pasukan Mongol tengah mabuk dan lengah, saat itulah Raden Wijaya beserta pasukannya menyerang dan menghabisi mereka. Usai menghabisi mereka semua, Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai penerus dinasti Singasari. Namun ternyata, ketika semua orang berpikir kaum Mongol telah habis dalam pembantaian, ada satu orang yang selamat, yang kemudian disebut sebagai the last Mongolian. Orang Mongol terakhir yang selamat ini kemudian bersumpah akan terus berusaha menakhlukkan bangsa ini.

Setelah berakhirnya keseluruhan pertunjukan Maen Gedhe Loedroek ITB kali ini, semua pemain Maen Gedhe berkumpul di panggung utama dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para penonton yang hadir dan pihak-pihak yang telah membantu menyukseskan jalannya acara.