Beri Inovasi terkait Pengelolaan Limbah, Mahasiswa Teknik Kimia ITB Juara 1 Engineering Case Study Competition IChEC 2025

Oleh Margareta Vidya Riswanti - Mahasiswa Teknik Kimia, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id — Tiga mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), Yesha Aurellya, Christopher Reynard Jose, dan Luisa Carmel menorehkan prestasi sebagai juara pertama Engineering Case Study Competition (ECSC) dalam rangkaian Indonesia Chemical Engineering Challenge (IChEC) 2025 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB (HIMATEK ITB). Ketiganya tergabung dalam tim Tebink di bawah bimbingan Ardiyan Harimawan, S.T, M.Eng., Ph.D.

Perlombaan yang diikuti mengusung tema “Initiate Material and Process Technology Improvement to Create the Future of Green Industry” dan berkolaborasi dengan April Group. Peserta diminta memberikan solusi inovatif terkait cara menurunkan tingkat pembuangan limbah padat dari perusahaan ke landfill dengan target tertentu berdasarkan data yang diberikan.

Guna menjawab permasalahan tersebut, tim Tebink mengajukan solusi berjudul “Sustainable Valorization of the Pulp and Paper Waste into Value-added Products: Paper Fillers and Biochar”. Solusi yang diajukan yakni mengubah limbah menggunakan prinsip waste to value dan waste to energy. Waste to value diwujudkan melalui produk precipitated calcium carbonate (PCC) yang dapat digunakan sebagai bahan filler pembuatan kertas. Sementara itu, waste to energy diwujudkan melalui produk biochar hasil pirolisis. Dengan demikian, limbah yang dihasilkan dapat digunakan kembali dan bermanfaat.

Rangkaian perlombaan dilaksanakan sejak Januari hingga Februari 2025, yang terdiri atas babak preliminary dan final. Pada babak preliminary, setiap tim mengirimkan proposal terkait solusi yang ditawarkan. Selanjutnya, babak final berupa presentasi dilaksanakan di Labtek X Teknik Kimia ITB pada Sabtu (8/2/2025). Setelah melalui semua rangkaian yang ada, tim Tebink ditetapkan menjadi juara pertama dalam ajang perlombaan ECSC IChEC 2025.

Dalam menjalani perlombaan, tim mengalami tantangan dan kendala. Tantangan terbesar yang dirasakan oleh salah seorang anggota tim, Carmel, yakni dalam mempertahankan motivasi untuk mengerjakan. Menurutnya, proses pengerjaan yang dilaksanakan saat liburan membuat tim harus terus memotivasi diri mereka untuk mengerjakan lomba. Selain itu, liburan yang masih diisi dengan ujian dan tugas besar juga menjadi kendala sehingga diperlukan pengaturan waktu yang baik. Meski begitu, mereka mendapatkan keuntungan dengan kasus yang diberikan. ”Studi kasus yang diberikan lumayan komprehensif sehingga kami bisa mengerjakannya dengan enjoy dan jelas,” tuturnya.

Tim Tebink berpesan kepada mahasiswa lain yang sedang menggeluti lomba. ”Bangun pace kerja dan pemahaman yang baik dengan teman-teman sekelompok karena itulah yang bisa mempertahankan semangat kelompok untuk memberikan hasil yang maksimal,” ujar Yesha. Sementara itu, Reynard mengatakan, ”Untuk mengerjakan lomba studi kasus, pastikan untuk dapat memahami kasus dengan baik dan memberikan solusi yang kreatif, berguna, dan mungkin untuk direalisasikan atau feasible.”

Reporter: Margareta Vidya Riswanti (Teknik Kimia, 2021)

#prestasi mahasiswa #teknik kimia itb #case study competition ecsc #himatek itb #ardiyan harimawan