Berita Duka: Prof. Dr. Samaun Samadikun

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Bandung, itb.ac.id – ITB kehilangan salah satu figur pendidik teladan. Prof. Dr. Samaun Samadikun meninggal di Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta hari Rabu (15/11) Pukul 9:51 WIB. Samaun meninggalkan seorang istri (Roesdiningsih), dua putra (M Samawi dan Wisnu RP), serta tiga cucu. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Martimbang IV No 7, Kebayoran Baru, Jakarta. Sebelum almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari ini (16/11) pukul 08.00, jajaran pimpinan dan karyawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan upacara penghormatan terakhir di Kantor LIPI Pusat, Jalan Gatot Subroto No 10, Jakarta. Prof. Dr. Samaun Samadikun lahir pada 15 April 1931 di Magetan. Samaun adalah seorang insinyur, pendidik dan ilmuwan Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang figur dosen ITB dan pendidik yang sangat menonjol sebagai teladan. Penampilan lahiriyah beliau sangat sederhana dan bersahaja tanpa mengurangi wibawa dan kehormatannya. Prof. Samaun Samadikun memperoleh gelar M.Sc. (1957) dan Ph.D. (1971) di bidang teknik elektro dari Stanford University Amerika Serikat. Beliau juga memperoleh Postgraduate Diploma bidang Nuclear Engineering dari Queen Mary College, London University (1960). Kariernya sebagai dosen diawali di Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung 1957, dan menjadi profesor bidang elektronika tahun 1974. Semasa bertugas di ITB beliau pernah menjabat sebagai ketua jurusan teknik elektro (1964-1967), dan sebagai direktur pertama dari Pusat Antar-Universitas (PAU) Mikroelektronika (1984-1989). Beliau adalah penulis dan turut menulis banyak publikasi ilmiah nasional maupun internasional dalam bidang elektronika maupun instrumentasi nuklir. Prof. Samaun Samadikun mengambil sabbatical leave ("cuti dari mengajar") dari ITB untuk menerima jabatan pada pemerintah pusat sebagai Direktur Binsarak DIKTI (1973-1978), Dirjen Energi, Departemen Pertambangan dan Energi (1978-1983), dan ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (1989-1995), Wakil Ketua Dewan Riset Nasional (1993-1996), Komisaris Utama PT LEN (1993-1999) dan sejak tahun 2001 hingga akhir hayatnya menjadi peneliti senior di PAU Mikroelektronika ITB. Selain menjabat sebagai pimpinan, ia juga anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII). PII memberikannya penghargaan Adhikara Rekayasa tahun 1984. Beliau juga memperoleh penghargaan medali Pengabdi Ilmiah Nasional (1978), dan Medali Mahaputra Utama (1994) dari pemerintah Indonesia. Samaun Samadikun juga memperoleh "The 1998 Award of the Association of South Eastern Asian Nations (ASEAN)" untuk menghargai dedikasinya pada dunia ilmu pengetahuan. Penghargaan tinggi lainnya yang diterimanya adalah Satya Lencana Karya Satya Kelas I, Hadiah Ilmu Pengetahuan 1979, Satya Lencana Dwidyasistha 1983 dari Menhankam/Pangab, dan "Meritorious Service Award", ASEAN COST, 1999. Prof. Samaun Samadikun adalah salah satu Pendiri dari the Akademi Ilmu Pengetahuan Islam (1986) dan salah satu pendiri Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (sekarang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, LIPI). Pada tahun 1987-1992 beliau menjadi Anggota MPR RI sebagai Utusan Golongan. (disarikan dari berbagai sumber)