Berkolaborasi dengan Karang Taruna, Mahasiswa KKN ITB Inisiasi Turnamen dan Ragam Perlombaan “Agustusan” di Kebonturi, Arjawinangun

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


CIREBON, itb.ac.id–KKN Tematik ITB 2022 salah satunya diselenggarakan di Desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun, sebuah desa yang berada di sekitar Kampus ITB Cirebon. Berbagai tema telah dijadikan program solutif untuk menjawab berbagai permasalahan masyarakat seperti bisnis, pengairan, pengelolaan sampah, kelembagaan, dan desa wisata.

Selain melakukan misi berbasis teknis dengan bidang keahlian tertentu, KKN ITB juga menggelar kegiatan turnamen dan perlombaan “agustusan” dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan dan dalam rangka menjalin kedekatan dengan warga lokal. Tuirnamen alias Kebonturi Turnamen dilaksanakan di akhir pekan pada 6-7 Agustus 2022 di lapangan sepak bola di Desa Kebonturi. Program ini merupakan hasil kolaborasi peserta KKN dengan karang taruna setempat.

Perlombaan diawali dengan pertandingan sepak bola daster untuk bapak-bapak antarblok desa. Sore hari itu menjadi sangat riuh dengan tepukkan, gelagak tawa, dan sorak sorai suporter masing-masing tim. Keempat blok memperebutkan hadiah utama yakni anak kambing. Disusul juara berikutnya berturut-turut yakni ayam jago, entog, dan ikan. Hadiah hewan ini menjadi daya tarik kebudayaan tersendiri di banyak kegiatan turnamen di desa ini.

Para bapak-bapak yang bermain bola cukup tertantang ketika berlari karena menggunakan daster yang membatasi pergerakan. Beberapa ada yang berkostum totalitas dengan aksesori tambahan seperti wig, kerudung, dan pakaian lain yang biasa para istri mereka pakai. Hal tersebut menimbulkan gelak tawa di segala penjuru tribun penonton. Akhirnya setelah beberapa pertandingan sengit, kejuaraan sepak bola ini dimenangkan oleh perwakilan Blok 3, setelahnya disusul perangkat desa, Blok 2, dan Blok 1.

Pada keesokan harinya Turinamen dibuka dengan senam ibu-ibu. Kemudian setelahnya diadakan variasi lomba anak-anak yang terdiri dari lomba balap karung, joget kertas, hias sepeda, dan tiga serangkai—membawa kelereng dengan sendok, memasukkan buncis dalam botol, dan makan biskuit tanpa tangan. Babak penyisihan dilakukan secara paralel di lapangan Kebonturi. Perlombaan ini mewarnai keceriaan anak-anak desa pada pagi itu dengan riuh kegembiraan.

“Turinamen ini memang jadi ajang interaksi warga dengan peserta KKN. Awalnya sempat ragu acaranya bisa lancar karena persiapannya hanya satu minggu. Tapi, ternyata acaranya seru banget apalagi melihat reaksi warga waktu penyerahan hadiah,” kata Clarisa Putri (PL’20), selaku ketua pelaksana Turinamen sekaligus peserta KKN.

Turinamen ini benar-benar menjadi momen pendekatan peserta KKN dengan warga. Semua saling suportif untuk memeriahkan acara ini. Turinamen mewarnai sore dan pagi hari akhir pekan itu dengan nyala awal semangat kemerdekaan.

“Ikut senang nontonnya apalagi saat mereka (ibu-ibu) ketawa-ketawa mendukung suaminya bertanding. Terus juga teriakan anak-anak yang ikut meramaikan. Jadi mengingatkan suasana 17-an di kampung halaman sendiri,” ujar Shareta (MA’20) selaku penanggung jawab lomba 3 serangkai.

Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin/FTMD, 2020)

Foto: Dok. Panitia KKN