Bidikmisi Fair 2016: Wadah Pembinaan dan Apresiasi Beswan Bidikmisi ITB
Oleh Fatimah Larassati
Editor Fatimah Larassati
Dimulai pagi sekitar pukul 08.00 WIB dan dibuka dengan sambutan-sambutan, acara kemudian dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba. Lomba-lomba tersebut adalah lomba cerita inspiratif, paper competition, serta poster dies natalis FBM ITB. Tulisan-tulisan yang dikirim untuk lomba cerita inspiratif ini nantinya akan dibukukan dan diterbitkan.
Acara kemudian berlanjut ke seminar sesi pertama yang mengundang Ketua Yayasan Kalamika Robotika sekaligus CEO STECHOQ Robotika Indonesia, Malik Khidir. Berlimpah prestasi dan pengalaman, lulusan Elekronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dalam paparannya tak hentinya mengajak para mahasiswa umumnya dan para beswan Bidikmisi khususnya untuk terus berkarya. Beliau juga menegaskan bahwa tidak perlu malu apalagi minder untuk memulai sesuatu karena kesuksesan berawal dari tekad dan keberanian.
Untuk sesi berikutnya, antropolog sekaligus dosen SBM ITB, Bambang Rudito, mengisi sesi kedua seminar sebagai narasumber. Bambang sendiri merupakan tokoh aktif di bidang pengembangan masyarakat serta merupakan figur tersohor di penelitian konflik sosial di Indonesia. Beliau mengatakan bahwa peran mahasiswa itu tak lepas dari kewajibannya terhadap masyarakat. Apa yang didapat di bangku kuliah seyogyanya kembali ke masyarakat sehingga dorongan untuk peduli dan peka harus ditumbuhkan sedini mungkin.
Menutup rangkaian acara, para beswan pun turut menampilkan karya mereka di stand karya Bidikmisi Fair 2016. Adanya stand karya ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dan unjuk karya dari para beswan Bidikmisi ITB. Karya yang ditampilkan bervariasi ragamnya, mulai dari pashmina, botol minum, hingga karikatur, dan mayoritas telah dikomersialkan. Stand karikatur milik Lilis Mubasaroh (Astronomi 2013) adalah salah satu yang ramai dikunjungi karena selain menarik, karikatur seni aliran vignette dan doodle milik Lilis ini semua karyanya adalah handmade alias buatan tangan tanpa bantuan digital.