Bidikmisi ITB Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Paska Kampus
Oleh Bayu Rian Ardiyansyah
Editor Bayu Rian Ardiyansyah
BANDUNG, itb.ac.id - Ada kuliah berarti ada wisuda. Setelah mahasiswa diwisuda menjadi seorang sarjana, dia akan memasuki dunia paska kampus yang sangat berbeda dengan dunia kampus. Untuk memberikan bekal bagi mahasiswa agar siap menghadapi perbedaan itulah, Tim Bidikmisi ITB dari Lembaga Kemahasiswaan ITB mengadakan acara Diklat Paska Kampus (DPK) "Find Your Next Step to be Success" pada Jumat (19/09/14) di Ruang Seminar ITB Career Center, Gedung Kuliah Umum Timur. Diklat yang dikhususkan untuk beswan Bidik Misi ITB angkatan 2010 dan 2011 ini mengundang Prof. DR. Ir. Deny Juanda Puradimaja., DEA, Kepala Badan Pembangunan Daerah Jawa Barat, sebagai pembicara.
Dalam kesempatan ini, Deny menekankan pentingnya peran pendidikan bagi kemajuan Indonesia ke depan. Sebuah negara yang hebat rata-rata minimal pendidikan warganya adalah Diploma-3, sementara di Indonesia rata-rata pendidikan warganya masih SMP kelas 2. "Pertanyaannya adalah bagaimana agar generasi mendatang tidak lebih buruk dari generasi yang sebelumnya. Oleh karena itu, setelah lulus nanti gunakanlah ilmu kalian untuk kebaikan sesama manusia dengan berpegang pada lima nilai luhur, yakni jujur dan konsisten, tangguh dan disiplin, kepeloporan dan keteladanan, ramah dan bijaksana, serta kebersamaan dan kesetaraan," pesan alumni Teknik Geologi ITB 1976 ini.
Dalam diklat ini ITB Career Center juga turut memberikan wawasan akan dunia paska kampus melalui pemaparan hasil Tracer Study alumni ITB angkatan 2006. Tracer Study merupakan studi mengenai lulusan lembaga penyelenggaraan pendidikan tinggi yang hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi sistem pendidikan di ITB. Hasil studi menunjukkan bahwa secara rata-rata baik sebelum atau setelah lulus, ada masa tunggu selama sekitar tiga bulan bagi alumni ITB untuk akhirnya mendapatkan pekerjaan pertama mereka. Menariknya, studi ini juga membuktikan akan pentingnya peran ketrampilan interpersonal, kemampuan bahasa Inggris, dan pengalaman organisasi sebagai tolok ukur penting untuk bisa diterima bekerja. Oleh karena itu, pengembangan soft skill mahasiswa menjadi salah satu perhatian utama ITB saat ini.
Kelanjutan Program DPK
Bila biasanya sebuah diklat hanya berakhir selama beberapa hari saja, DPK dirancang untuk terus berlanjut hingga Desember melalui Leaping Program. Rencananya, program ini akan berjalan minimal sebulan sekali dengan sasaran peserta adalah mahasiswa ITB secara umum. Uniknya, untuk mengatasi masalah ketersediaan waktu, program ini akan mencoba untuk memaksimalkan sosial media sebagai sarana diskusi. Dalam diskusi tersebut juga akan menghadirkan narasumber professional dari tiga bidang yang berbeda, yakni sektor perusahaan publik, swasta, dan sosial. "Dunia paska kampus menuntut kita konsisten untuk terus belajar. Oleh karena itu, program ini akan berkelanjutan dengan tujuan untuk memperdalam wawasan dan kemampuan mahasiswa agar siap menghadapi dunia paska kampus," tutur Dani Firmansyah (Magister Teknil Sipil 2013) selaku ketua panitia.
Dalam diklat ini ITB Career Center juga turut memberikan wawasan akan dunia paska kampus melalui pemaparan hasil Tracer Study alumni ITB angkatan 2006. Tracer Study merupakan studi mengenai lulusan lembaga penyelenggaraan pendidikan tinggi yang hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi sistem pendidikan di ITB. Hasil studi menunjukkan bahwa secara rata-rata baik sebelum atau setelah lulus, ada masa tunggu selama sekitar tiga bulan bagi alumni ITB untuk akhirnya mendapatkan pekerjaan pertama mereka. Menariknya, studi ini juga membuktikan akan pentingnya peran ketrampilan interpersonal, kemampuan bahasa Inggris, dan pengalaman organisasi sebagai tolok ukur penting untuk bisa diterima bekerja. Oleh karena itu, pengembangan soft skill mahasiswa menjadi salah satu perhatian utama ITB saat ini.
Kelanjutan Program DPK
Bila biasanya sebuah diklat hanya berakhir selama beberapa hari saja, DPK dirancang untuk terus berlanjut hingga Desember melalui Leaping Program. Rencananya, program ini akan berjalan minimal sebulan sekali dengan sasaran peserta adalah mahasiswa ITB secara umum. Uniknya, untuk mengatasi masalah ketersediaan waktu, program ini akan mencoba untuk memaksimalkan sosial media sebagai sarana diskusi. Dalam diskusi tersebut juga akan menghadirkan narasumber professional dari tiga bidang yang berbeda, yakni sektor perusahaan publik, swasta, dan sosial. "Dunia paska kampus menuntut kita konsisten untuk terus belajar. Oleh karena itu, program ini akan berkelanjutan dengan tujuan untuk memperdalam wawasan dan kemampuan mahasiswa agar siap menghadapi dunia paska kampus," tutur Dani Firmansyah (Magister Teknil Sipil 2013) selaku ketua panitia.