Cikal Nusantara: Benih Optimisme Industri Mobil Nasional
Oleh Gilang Ariawan Wicaksono
Editor Gilang Ariawan Wicaksono
Penghargaan yang diraih tim Cikal Nusantara merupakan penghargaan yang bergengsi karena kategori kompetisi yang diikuti oleh tim ini merupakan kategori dengan tingkat persaingan yang tinggi. Terdapat persaingan ketat antar tim, terutama tim-tim dari Singapura untuk kategori Battery Electric serta Cina di kategori gasoline dan diesel. Yang menarik, saingan berat lain di kategori gasoline justru berasal dari Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh posisi pertama dan kedua untuk kategori Urban Concept gasoline dan FAME (Fatty Acid Methyl Esther) yang diraih oleh tim dari Indonesia.
Tim ITB sendiri diwakili oleh tiga tim yang terdiri dari mahasiswa berbagai jurusan yaitu Cikal Cakrawala di kategori Urban Concept Battery Electric, Cikal Cakrasvarna di kategori Urban Concept Gasoline, dan Cikal Diesel di kategori Urban FAME (Fatty Acid Methyl Esther). Khusus untuk Cikal Cakrawala, tahun ini merupakan tahun pertama keikutsertaan di kategori mobil listrik, dan secara mengejutkan langsung berhasil meraih juara 2 setelah Singapura yang merupakan juara bertahan. Kategori selain mobil listrik yaitu kategori Internal Combustion yaitu mobil yang menggunakan mesin bakar.
Desain Mobil
Mobil tim Cikal memiliki dua warna yang berbeda yaitu merah untuk tim Cikal Cakrasvarna dan putih untuk tim Cikal Cakrawala. Kedua mobil memiliki cetakan bodi yang sama, hanya ada sedikit perbedaan di lampu, grill depan, dan detail-detail kecil lainnya. Untuk desain sendiri, tim Cikal lebih memfokuskan pada mobil Cikal Cakrawala. Konsep desainnya dibuat futuristik menyerupai gambaran umum mobil listrik masa depan. Selain itu, mobil ini juga dipasangi akrilik transparan yang diberi pola batik. "Kami ingin mobil ini memiliki spirit modern dan futuristik, tetapi tanpa mengabaikan komponen Indonesia yang kami tunjukkan di pola batik ini," ujar Peter Lukito Ferdian (Teknik Mesin 2008) dari tim manajerial Cikal. Sedangkan untuk mobil Cikal Cakrasvarna, diambil tema desain yang sporty. Mobil ini terdiri dari gabungan warna merah dan hitam.
Interior mobil juga coba digarap dengan membuat dashboard mobil dengan material yang ringan. Berat mobil secara keseluruhan merupakan komponen yang penting dalam desain karena bobot mobil mempengaruhi efisiensi bensin. Sistem keamanan mobil sendiri dibuat berdasarkan standar kompetisi dari Shell Eco-marathon Asia yang tahun ini membawa slogan "Goal Zero" atau nol kecelakaan. Sistem keamanan ini termasuk sabuk pengaman dan roll bar.
Tiap mobil juga memiliki spesifikasi yang berbeda. Untuk Cikal Cakrasvarna, menggunakan mesin 110 cc dengan chassis berbahan alumunium serta bodi dari serat karbon. Untuk tim Cikal Cakrawala, menggunakan motor brushless DC 800 Watt 1100 rpm serta baterai lithium ferit fosfat 10 Ah 48 V. Kedua mobil ini sanggup mencapai kecepatan maksimum antara 50-60 km/jam. Proses produksi kedua mobil ini mencapai waktu 6 bulan mulai dari tahap desain, dengan mayoritas pengerjaan di kampus Ganesha.
Cikal Nusantara dan Industri Mobil Nasional
Untuk ke depannya, kedua mobil langsung disiapkan untuk kompetisi tahun depan. "Persiapan harus mulai kami lakukan, terutama untuk regenerasi anggota tim. Regenerasi paling penting yaitu di pengetahuan tentang pembuatan mobil ini sendiri, karena tujuan kami adalah bagaimana cara supaya Indonesia bisa merambah industri otomotif dan bukan hanya sekedar merakit," ujar Peter. "Mobil kami ini tidak digunakan sebagai prototipe mobil nasional, karena hanya untuk spesifikasi lomba. Kami hanya membuat ini sebagai pelecut agar masyarakat sadar bahwa Indonesia bisa bersaing di industri otomotif," tambahnya.
Tim Cikal sendiri, terutama tim Cikal Cakrawala, ingin membantu pemerintah dalam kampanye kesiapan Indonesia untuk mobil listrik nasional. Pemerintah sendiri siap mendukung universitas dengan memberi dana 100 Miliar hingga 2014 ke lima perguruan tinggi untuk pengembangan mobil listrik. Hal ini sesuai dengan asal nama cikal yaitu benih. Benih awal bahwa Indonesia mampu membuat mobil sendiri.
Mimpi bahwa mobil listrik produksi dalam negeri bisa berlalu lalang di jalanan Indonesia sekarang tidak terlihat begitu jauh.
(Foto oleh tim Cikal Nusantara)