Ciptakan IREINE untuk Wujudkan Net Zero Emission, Tim Audere ITB Juara 1 Business Case Boreyes 2024
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa Teknik Perminyakan angkatan 2021 Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Tim Audere menjadi juara 1 ajang Boreyes 2024 kategori business case competition, Sabtu (11/5/2024). Mereka adalah Muhammad Rivai, Adam Adrian Novaldino, Athallah Akmal Rama Petrova, dan Immanuel Saul M. S.
Pada kegiatan yang diadakan Society of Petroleum Engineers Universitas Padjajaran Student Chapter ini, tim membawakan solusi framework tepat guna dalam mewujudkan net zero emission (NZE) serta mendukung transisi energi baru dan terbarukan di industri swasta.
“Kesadaran yang semakin meningkat tentang pentingnya mengatasi perubahan iklim menjadikan topik net zero emission dan transisi energi sangat menarik. Kami ingin turut berkontribusi mewujudkan tujuan internasional tersebut dengan memberikan ide terbaik kami pada lomba ini,” ujar Immanuel.
Sebelumnya, mereka telah mengikuti dan meraih kemenangan pada kompetisi serupa. Namun, belum pernah mengangkat topik NZE dan transisi energi. Mereka menyadari NZE dan transisi energi di industri merupakan mimpi global yang tengah diusahakan oleh berbagai negara di dunia.
“Untuk mewujudkan mimpi NZE dan transisi energi di industri swasta, kami percaya tidak ada teknologi tunggal untuk menggapainya karena memang sifat EBT yang beragam potensi di masing-masing daerah. Kami mencoba untuk menyusun suatu framework yang fleksibel dan adaptif sehingga bisa tepat guna di berbagai kondisi daerah masing-masing,” kata Adam.
Tim Audere menggagas framework bernama “IREINE” (Integrated Renewable Energy and Emission Reduction) dengan studi kasus di daerah Riau. Pada tahap uji coba, Tim Audere melakukan penilaian dan pengukuran potensi dampak dari aplikasi IREINE di Riau. Hasilnya menunjukkan bahwa IREINE dapat menekan biaya implementasi transisi energi dan mempermudah industri untuk menekan emisi.
Persiapan lomba ini dilakukan dengan matang. Mereka menuangkan seluruh pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan hingga berhasil menggagas IREINE.
“Kami menghabiskan banyak waktu untuk riset mandiri terkait informasi yang relevan serta berkonsultasi dengan beberapa aktor yang memang terjun dalam transisi energi untuk menerima beberapa masukan,” kata Rivai.
Adapun dua kunci kesuksesan mereka yaitu banyak membaca dan terus mencoba memvalidasi solusi yang dibawakan dengan informasi yang tersedia. “Kami benar-benar mengumpulkan informasi yang sangat banyak dari sumber yang kredibel sebagai landasan atas segala tulisan kami sehingga juri pun juga bisa lebih paham asal-muasal ide kami dan lebih mudah untuk menerimanya,” ujar Athallah.
Mereka berpesan bagi mahasiswa yang akan mengikuti lomba serupa agar tidak pernah takut untuk memulai. Ketika sudah memulai, jangan pernah ragu menyelesaikannya dengan usaha dan doa terbaik.
“Ketika kita sudah memutuskan untuk mengikuti lomba apalagi sudah sampai di final, it’s us against us, not against other team. Tinggal apakah kita mau untuk belajar, mengembangkan diri, dan menaklukkan rasa takut itu,” kata Petro.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)