Kunjungan Mahasiswa AUN-ITB Summer Camp ke Desa Cinanjung, Eksplorasi Pemanfaatan Sumber Daya Hayati di Desa Cinanjung
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
SUMEDANG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengadakan aktivitas pembelajaran lintas budaya dan ilmu pengetahuan dengan mengajak para peserta AUN-ITB Summer Camp (AISC) 2024 berkunjung langsung ke lokasi binaan di Desa Cinanjung, Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, pada Kamis (18/7/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan AISC 2024 Subtema 2 “Sustainable Bioresources Utilization and Management” yang merupakan hasil kolaborasi antara Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB, dan Sekolah Farmasi (SF) ITB dengan ASEAN University Network (AUN).
Dalam program kunjungan ini, mahasiswa internasional dari berbagai negara di ASEAN diajak untuk belajar langsung dari lapangan, memperkaya pengalaman akademis mereka melalui kunjungan ke Desa Cinanjung. Dengan fokus pada subtema pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hayati, para peserta diajak untuk memahami lebih dalam tentang potensi tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan dalam industri khususnya industri kosmetik dan pengembangan usaha kreatif lainnya.
Koordinator Subtema 2, Dr. Lili Melani, S.T., M.Sc., dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang bertujuan menginspirasi mahasiswa untuk berpikir kreatif dan mengaplikasikan konsep design thinking.
“Mahasiswa kami minta untuk bereksplorasi di desa dan juga di lahan-lahan perkebunan warga. Tujuannya adalah untuk mereka dapat mengenal tanaman-tanaman lokal yang berprospek. Salah satu fokus kami yaitu untuk pembuatan kosmetik. Harapannya dari kegiatan ini adalah kami ingin memicu mahasiswa untuk dapat berpikir secara kreatif untuk menemukan ide-ide baru yang dapat diterapkan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada,” ujar Dr. Lili.
Desa Cinanjung dipilih sebagai lokasi kunjungan karena keaktifannya dalam mengelola potensi alam melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Malati Asih. Kelompok ini oleh Ani Wiarni.
Dalam sambutannya, Ani menyatakan kegembiraannya dapat menyambut mahasiswa internasional yang datang dari berbagai negara di ASEAN. KWT Malati Asih, yang telah berdiri sejak tahun 2010, dikenal dengan keberhasilannya dalam memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur-sayuran dan obat-obatan tradisional. Para peserta diajak berkeliling untuk melihat langsung proses pengelolaan kebun, mulai dari penanaman hingga pemasaran hasil pertanian.
Salah satu peserta dari Souphanouvong University, Noy Xaiyasan (Laos), menyatakan kekagumannya terhadap kegiatan ini.
“Saya pikir ini sangat menyenangkan dan sangat berguna. Jadi kita bisa belajar banyak tanaman di sini, kita bisa tahu spesies apa yang mereka tanam di sini, dan manfaatnya, hasil pengolahannya seperti apa. Meskipun di sini sebenarnya bukan dalam jurusan saya, tapi saya sangat berharap bisa membawa kegiatan yang bermanfaat seperti ini, kembali ke komunitas saya. Saya bisa mengenalkan kepada mereka. Jadi, kami bisa menanam banyak tanaman juga, bisa memiliki peternakan seperti ini, sehingga dapat menjadi produk dan membantu mereka menghasilkan lebih banyak uang untuk hidup mereka juga,” ucap Noy.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teknis tentang tanaman dan proses pengolahannya, tetapi juga belajar tentang pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam menumbuhkan sebuah komunitas yang berdampak. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi masyarakat Desa Cinanjung sendiri, dengan ide-ide baru yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga desa, serta dapat melahirkan generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan global dengan solusi-solusi kreatif dan inovatif.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)