Citius, Kerja Keras yang Tidak Sia-Sia

Oleh

Editor

Terdiri dari Bin Anindita (TI 04), Arlo Erdaka (TI 04) dan Lolita Moorena (TI 03), Citius, nama tim mereka, berhasil merebut juara pertama L’Oreal E–Strat Business Challenge untuk tingkat Nasional. Jumat, 11 Mei yang lalu, penulis berkesempatan untuk bertemu dan mendapatkan cerita seputar kemenangan mereka. Tahun lalu, salah satu teman mereka yang juga mahasiswa Universitas Indonesia, berhasil memengkan kompetisi serupa. “Sejak itu gw dan Bin berjanji bahwa tahun depan kita harus ikut lomba ini,” Arlo menjelaskan awal mula ketertarikan mereka menjadi peserta. “Kalau UI bisa, kenapa ITB enggak?” tambah Bin. Arlo dan Bin sempat kebingungan mencari satu anggota lagi. “Karena lomba ini merupakan produk kosmetik, kita pikir kita butuh wanita. Nama Lolita yang pertama kali keluar.” Proses paling lama selama persiapan lomba adalah brainstorming antara mereka bertiga. Selama proses ini, ide yang ingin dipakan berganti-ganti. Ego dari ketiganya sama-sama besar dari awal sampi akhir. Namun seiring berjalannya waktu, mereka terbiasa dengan perbedaan pendapat tersebut dan dapat mengerti satu sama lain. “Sebenarnya sudah ada schedule besarnya, tetapi 3 hari sebelum penjurian kita mer-reschedule semuanya,” cerita Bin. Akibatnya, dalam tiga hari tersebut, mereka harus bekerja keras untuk menyelesaikan business plan. “Kita sampai gak tidur. Rasanya capek banget,” kata Lolita. Bahkan, di tengah-tengah pengerjaan, mereka sempat merasa tidak yakin dengan apa yang sudah dikerjakan. Pada saat penjurian, menjelang presentasi, perasaan tidak yakin itu sempat bertambah besar, apalagi ketika melihat tim lain yang persiapannya mereka rasa jauh lebih mantap. Tapi akhirnya, proses presentasi tetap mereka jalani dengan percaya diri. Akhirnya, ketika pengumuman pemenang, Citius berhasil keluar sebagai juara I. Salah satu juri sempat memberitahukan alasan kemenangan mereka. Citius lebih unggul dibanding tim yang lain karena ketika presentasi, mereka bisa menjelaskan dengan baik ide mereka. “Kita memang menambahkan banyak hal dalam presentasi kita selain mengenai games itu sendiri. Seperti ide kita untuk membuat produk yang serupa tapi untuk cowok, dan membawakan kesan adeventural dalam presentasi, sesuai dengan ide kita,” jelas Bin. “Kita sampai bawa tas carrier besar dan nesting untuk mempertegas kesannya,” tambah Arlo. Banyak pengalaman menarik yang dialami oleh mereka bertiga. “Waktu presentasi. Itu pertama kali gw presentasi. Deg-degan,” cerita Arlo. Sementara proses pengerjaan tampak lebih membekas di Bin dan Lolita. Selama pengerjaan Bussiness Plan yang hanya tiga hari itu, mereka bertiga menginap di tempat Bin.“Waktu ngerjain Bussiness Plan,” cerita Lolita, “Rasanya tertekan banget. Sempet ragu, ini bisa diselesaikan ga ya.” Tiga hari tesebut rupanya benar-benar melelahkan. “Kamar Bin yang kecil sampai sumpek. Bantal sama tas laptop udah ga ada bedanya. Loli malah ga tidur. Kita kerja dari sore sampai sore lagi,” Arlo mengenang proses pengerjaan Businness Plan mereka. Adanya re-schedule ini membawa hikmah tersendiri bagi Bin “Ketika kita punya target dan tidak bisa dipenuhi, ternyata memang ada banyak hal kecil yang harus diperhatikan.” Kerja keras mereka akhirnya terbayar dengan membawa pulang juara pertama tingkat nasional. Yang terpenting, ketiganya mendapatkan pelajaran berharga selama proses perlombaan ini. “Butuh pengorbanan untuk sesuatu yang ingin kita capai,” kata Bin merangkum pendapat timnya. Sekarang, mereka kembali sibuk dengan rutinitasnya sehari-hari. Bin dan Arlo naik ke tingkat empat semester depan. Lolita sedang mengerjakan tugas akhirnya tentang risiko kredit yagn rencananya akan selesai untuk kelulusan Oktober nanti. Semangat dan kerja keras Citius tidak salah untuk dijadikan panutan. Selamat untuk Citius!