Coaching Class Aktuaria ITB: Mahasiswa Memahami Konsep “Business Model Fit” dalam Inovasi Bisnis
Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, menghadirkan Coaching Class mata kuliah WI2023 Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan yang diampu Dr. Yuli Sri Afrianti, S.Si., M.T., MBA., Selasa (27/5/2025), di Gedung Kuliah Umum Timur (GKUT), ITB Kampus Ganesha. Dalam kuliah tersebut, Komisaris Utama PT. Cerebrum Edukanesia Nusantara, Alif Hijriah, yang juga alumnus Matematika ITB, membawakan materi bertajuk “Business Model Fit”.
Beliau menjelaskan konsep business model fit sebagai salah satu tahap penting membangun bisnis yang berkelanjutan. Business model fit adalah tahapan akhir dalam proses validasi ide bisnis yang sebelumnya harus didahului oleh problem-solution fit dan product-market fit. Ketiga konsep ini harus berjalan berurutan dan saling berkaitan.
“Kalau diibaratkan pohon, maka problem-solution fit dan product-market fit itu adalah bibitnya. Dan business model fit adalah bagaimana kita merawat pohon itu agar tetap tumbuh,” katanya.
Dia juga membagikan pengalamannya membangun platform Edutech yang kini memiliki lebih dari tiga juta pengguna. Kesuksesan startup-nya karena penerapan prinsip-prinsip dasar inovasi dan bisnis yang tepat, termasuk bagaimana mengidentifikasi masalah nyata yang dialami oleh pengguna.
Alif mengajak peserta untuk tidak memulai bisnis dari produk terlebih dahulu, tetapi dari masalah yang nyata. Salah satunya seperti startup miliknya, Cerebrum, yang didirikan karena minimnya layanan try out online di tengah dominasi platform belajar daring lainnya.
“Kita harus mulai dari mencari masalahnya dulu. Banyak orang ingin membuat usaha tapi langsung lompat ke bikin produk, padahal belum tentu masalahnya ada atau belum terdefinisi dengan baik,” ujarnya.
Selain menjelaskan kerangka berpikir dalam inovasi produk, Alif mengulas metode design thinking yang kerap digunakan, terutama dalam tahap eksplorasi masalah (empathize, define, dan ideate) serta dalam pengujian produk (prototype dan test). Menurutnya, pendekatan ini efektif dalam mengembangkan solusi yang benar-benar dibutuhkan pasar.
Hal lain yang dibahas adalah konsep "membuat pasar sendiri" atau market category creation. Dengan memosisikan startup di kategori try out online, yang menjadikannya sebagai top of mind di pasar baru yang belum tergarap.
Beliau mendorong mahasiswa untuk tidak ragu memulai dari langkah kecil. Prototipe pertama produknya bahkan hanya berupa Google Form, namun mampu menarik ribuan pengguna karena menyasar masalah yang nyata dan mendesak.
Kuliah tamu ini menjadi ruang pembelajaran berharga bagi mahasiswa, tidak hanya untuk memahami teori inovasi dan bisnis, tetapi juga menyaksikan langsung penerapan nyata prinsip-prinsip tersebut dalam dunia kerja.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)