Konser ISO: Ketika Ganesha Bermain Musik

Oleh kikywikantari

Editor kikywikantari

BANDUNG, itb.ac.id- ITB Student Orchestra (ISO) yang didirikan pada tanggal 2 Maret 2005 dan diresmikan menjadi sebuah unit mahasiswa pada tanggal 8 Agustus 2005, berawal dari sebuah kelompok string section beranggotakan enam orang saja, menjadi sebuah orchestra yang mampu menawarkan pilihan keragaman bentuk orkestra, mulai dari string quartet (empat orang pemain) hingga chamber orchestra (empat puluh orang pemain). Melalui Concerto in G10 yang berjudul 'When Ganesha Plays Music', ISO ingin memperkenalkan keberadaan mereka dan menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap musik orkestra

Dalam konser perdananya yang berlangsung pada hari Sabtu (5/12/08), ISO bekerjasama dengan beberapa unit mahasiswa lainnya di ITB, seperti Paduan Suara Mahasiswa (PSM), Lingkung Seni Sunda (LSS), Apresiasi Seni (APRES), dan Mahasiswa Bumi Sriwijaya (MUSI). Konser yang diketuai oleh Gilang Ayunda ini dibuka dengan alunan Palladio gubahan Karl Jenkins yang dimainkan oleh ISO. Kemudian sambutan yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, lalu sambutan dari ketua panitia.

Lagu-lagu yang disajikan tidak hanya lagu-lagu klasik, namun lagu daerah yang digubah secara modern membuat penonton terpesona dan tidak terdengar membosankan. Diperdengarkan bagaimana sebuah Tembang Alit ciptaan Jaya Suprana yang dimainkan oleh orkestra bersama Mahening Citra sebagai solo pianis, mampu diaransemen ulang oleh Aditya Farhan Arif yang menjadi konduktor dalam konser kali ini, menjadi menyatu dengan musik klasik dan membuat terdengar nyaman di telinga. Tidak hanya penampilan orkestra, diperlihatkan juga penampilan gitar ansambel yang memainkan La Partida, Valse Venezolano.

Bersama MUSI yang menari lengkap dengan kostum tradisionalnya, orkestra menampilkan Gending Sriwijaya gubahan Addie M. S. Kekayaan warna kostum penari dan alunan orkestra yang megah membuat suasana ruangan Aula Barat pada malam hari menjadi meriah. Setelah itu, penonton disuguhkan lagu daerah Jawa Barat yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat, Manuk Dadali, yang dimainkan dengan alunan gong dan gamelan bersama LSS.

Kekaguman penonton kembali diundang saat Simfoni Raya ciptaan Guruh Soekarnoputra dimainkan dengan Lya Alathas sebagai sopranis dan ketika Zamrud Khatulistiwa ciptaan Guruh Soekarnoputra dinyanyikan oleh PSM diiringi dengan orkestra. Lagu modern pun ditampilkan oleh orkestra dengan apik digabung dengan music rock yang dimainkan oleh APRES dan backing vocal dari PSM.

Pada konser perdana ini, didatangkan bintang tamu seorang violis, Ammy C. Koerniawan yang sebelumnya pernah tampil dalam Ammy Violin Concert & ITB Student Orchestra di Aula Barat tahun 2006 lalu. Selain dikenal sebagai violis solo, Ammy tergabung dalam band 4Peniti dan kerap kali tampil dalam Java Jazz. Ammy pernah berkolaborasi dengan Bubi Chen, Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya dan berbagai penyanyi dalam negeri lainnya.

Di penghujung acara, ISO tampil bersama Ammy dan APRES memainkan Wring That Neck yang dipopulerkan oleh Deep Purple. Kemudian acara ditutup dengan Time To Say Goodbye yang dimainkan oleh orchestra dan Lya Alathas sebagai sopranis serta Restu Restu Sandika Kamaruddin sebagai tenoris. Penutupan yang begitu manis dan mengagumkan ini membuat penonton mempersembahkan standing applause untuk para pengisi acara yang telah berhasil menyuguhkan dua jam yang sangat mengesankan.

Salute for Concerto in G10 !