Dekan SBM: Ingin Mewujudkan SBM Berstandar Internasional yang Berkontribusi untuk Bangsa

Oleh Shinta Michiko Puteri

Editor Shinta Michiko Puteri

BANDUNG, itb.ac.id - Belum genap tiga bulan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB memiliki dekan baru untuk periode 2011-2014, yaitu Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiryono. Selain menjabat sebagai dekan, Sudarso juga tetap aktif menjadi dosen mata kuliah Manajemen Keuangan pada program MBA-ITB sejak tahun 1990. Tantangan yang dihadapi adalah menunjukkan ekselensi SBM ITB untuk mewujudkan SBM berstandar internasional demi mencapai cita-cita ITB sebagai world class university yang berkebangsaan.

Menurut pria kelahiran 27 Juli 1955 ini, tugasnya sebagai dekan hanyalah sebagai pelaksana dari visi dan misi yang telah dirumuskan oleh Senat Akademik ITB. Dari visi dan misi tersebut yang paling diprioritaskan adalah usaha untuk turut mewujudkan ITB sebagai perguruan tinggi berkelas dunia yang berkebangsaan. Utamanya pada kontribusi dalam penyelesaian masalah bangsa, terutama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat: Kontribusi dalam Penyelesaian Masalah Bangsa

Untuk mewujudkan ekselensi pendidikan di SBM ITB, Sudarso mengatakan bahwa proses pembelajaran baik itu perkuliahan dan bimbingan tugas akhir harus sempurna. Misalnya dengan menekankan komitmen dosen pengajar di SBM ITB mengenai jadwal kuliah. Dosen-dosen di SBM ITB dihimbau untuk tidak pernah mengganti jadwal kuliah agar pelayanan terhadap mahasiswa dapat berjalan dengan baik.

Selain di bidang pendidikan, doktor lulusan Institut d'Administration des Entreprises (IAE) Aix-en-Provence, Universite Aix Marseille III di Perancis tahun 1985 ini juga ingin mengembangkan kemampuan riset dari dosen dan mahasiswa SBM ITB itu sendiri. Sampai saat ini sudah ada tiga jurnal untuk memfasilitasi dosen yang secara berkala diterbitkan dengan cakupan penyebaran yang berbeda-beda, yaitu Asia Pacific Journal of Technology Management (internasional), Jurnal Nasional Manajemen Teknologi (nasional terakreditasi), dan yang terakhir yaitu MBA ITB Bisnis Review (nasional tidak terakreditasi). Selain itu, mahasiswa juga difasilitasi untuk mempublikasikan karya tulis mereka melalui kumpulan jurnal yang diterbitkan setiap tiga kali dalam setahun.

Pengabdian masyarakat juga menjadi salah satu fokus Sudarso untuk tiga tahun ke depan. Saat ini SBM ITB bekerja sama dengan salah satu organisasi mahasiswa Satoe Indonesia, telah memiliki desa binaan yaitu Ciwidey dan Garut. "Saya ingin mahasiswa dan seluruh civitas akademika SBM ITB berkontribusi dalam penyelesaian masalah bangsa, salah satunya dengan melakukan community service dan community development agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di sana," tambah Sudarso.

Menuju Kancah Internasional

Menuju ITB sebagai world class university, untuk tahun ini SBM ITB sedang mengejar status akreditasi skala internasional, yaitu The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow 21 (ABEST21). Untuk jangka panjang, rencananya SBM ITB akan mengejar status akreditasi dari European Federation for Management Development/the European Quality Improvement System (EFMD/Equis) dan Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) hingga tahun 2016. Ketika ketiga akreditasi tersebut sudah diraih, maka SBM ITB nantinya akan diakui secara internasional.

Selain mengejar status akreditasi, Sudarso juga sedang membangun dan mengembangkan jaringan internasional dengan cara bekerjasama dengan berbagai universitas ternama dari berbagai negara, antara lain dari Jepang, Belanda, Austria, dan masih banyak lagi. Program yang sudah ada antara lain pertukaran pelajar dan double degree yang tebuka bagi mahasiswa S1 dan S2 SBM ITB.

Dukungan Penuh untuk Kegiatan Kemahasiswaan

"Saya sangat mendukung adanya kegiatan kemahasiswaan di SBM ITB karena memang sangat berguna untuk menunjang karir. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang positif tersebut adalah untuk melatih calon-calon pemimpin bangsa. Saya berharap kegiatan kemahasiswaan yang ada itu berguna dan bermanfaat bagi mereka (mahasiswa -red) sendiri dan bagi masyarakat sekitar," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Direktur PT Garuda Indonesia selama dua tahun.

Sudarso memiliki harapan besar akan mahasiswa dan untuk SBM ITB itu sendiri. "Semoga mahasiswa SBM ITB nantinya dapat menjadi pemimpin yang beretika, bukan sekedar menjadi pemimpin yang hebat, tetapi juga bisa berguna bagi bangsa. Saya juga berharap SBM ITB dapat menjadi institusi pendidikan yang dikenal secara internasional dan dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," tutupnya.