ITB Kampus Cirebon Diproyeksikan Tampung 10 Ribu Mahasiswa

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id –Ketua Tim Pengelola Penyelenggaraan Program ITB Kampus Cirebon, Dr. Ir. Iwan Kustiwan, M.T., mengatakan, terdapat tujuh program studi yang dibuka di ITB Kampus Cirebon di antaranya Kriya, Teknik Industri, Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Geofisika, Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, dan Oseanografi. Tetapi, aktivitas program studi tersebut masih berlangsung di Kampus Jatinangor untuk saat ini.

Pelaksanaan perkuliahan perdana di ITB Cirebon rencananya akan berlangsung pada 17 Januari 2022 nanti. Namun untuk tahap awal proses perpindahan dan pelaksanaan kegiatan akademik Semester II-2021/2022 baru akan dilaksanakan untuk mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Industri, dan Kriya.

Kampus ITB Cirebon sendiri sudah berdiri sejak 2016. Kampus tersebut merupakan kerja sama antara Kemenristekdikti, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Cirebon, dan pihak ITB sebagai pengembangan ITB Multikampus (Kampus Ganesha, Jatinangor, dan Cirebon) sekaligus pengembangan PSDKU (Program Studi di Luar Kampus Utama).

“Kampus Cirebon terdiri dari 2 lokasi, yaitu di Kampus Arjawinangun dan Kampus Watubelah. Untuk semester 2 tahun akademik 2021/2022, mahasiswa yang akan belajar di Kampus Arjawinangun berasal dari Program Studi Teknik Industri, Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Kriya angkatan 2019 dan 2020. Program Studi Teknik Geofisika dan Oseanografi akan mengikuti kegiatan akademik pada semester1 tahun akademik 2022/2023, sedangkan Program Studi Teknik Pertambangan dan Perminyak akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Perpindahan kegiatan akademik untuk 7 program studi tersebut dilakukan secara bertahap,” ujar Iwan.

Iwan menambahkan, rencana kepindahan kegiatan akademik bagi ketiga program studi tersebut dilaksanakan dalam pertimbangan infrastruktur dan sarana kampus yang sudah siap. Selain itu, status PPKM di Cirebon sudah memasuki level aman, sedangkan penerapan protokol penanganan pandemi COVID-19 dirancang sesuai dengan kondisi Cirebon saat ini. Bentuk perkuliahan (daring, luring atau hibrida) diserahkan kepada program studi masing-masing.

“Pembangunan Kampus Arjawinangun sejauh ini mengikuti masterplan yang sudah disusun untuk berkapasitas sekitar 10 ribu mahasiswa. Gedung yang sudah dibangun adalah Gedung Multifungsi A (digunakan untuk Program Studi Teknik Industri dan Perencanaan Wilayah dan Kota), Gedung Multifungsi B (digunakan untuk Program Studi Kriya dan TPB), dan sarana olah raga,” ujarnya.

Iwan berharap pengantar ini dapat membantu untuk mengembangkan program studi di Kampus Cirebon serta membantu siswa SMA untuk memilih program studi yang ada di sana. Ketujuh program studi yang ditawarkan dapat mendukung masyarakat dalam segi ekonomi dan sosial.

Reporter: Ruth Nathania (Teknik Lingkungan, 2019)