LPPM ITB Selenggarakan Workshop Penulisan Jurnal

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB menyelenggarakan “Workshop by JICITRA: Skill up Technical Writing” pada Rabu (9/3/2022). Tujuan diselenggarakannya acara ini supaya peserta dapat belajar hal-hal teknis penulisan publikasi jurnal. Workshop kali ini mengundang Sybrand Zijlstra selaku copyeditor ITB Journals sejak 2012 sebagai narasumber untuk memaparkan apa saja yang membuat karya akademik berkualitas dan bermakna.

Sebagai editor profesional, Zijlstra mengatakan bahwa tulisan akademik harus bisa mencerminkan norma-norma sains dengan prinsip konkret. Maka dari itu, informasi yang disajikan harus setepat, seakurat, seringkas, seteliti dan terorganisir mungkin. “Tiap bagian di teks berhubungan dengan tesis sentral atau pertanyaan terkait penelitiannya,” dia menambahkan. “Tulisan harus stick-to-the-point.”

Tiap jurnal menggunakan panduan gaya tertentu yang menjelaskan peraturan untuk menyusun dan memformat teks. Panduan tersebut mencakup diksi, ejaan, tipografi, format referensi, dan lainnya. Proses penulisan jurnal pun tidak gampang jika tidak membaca panduan dahulu. Untuk memudahkan prosedur, Zijlstra menyarankan untuk menganggap hasil karya dituliskan untuk orang tertentu sebagai pembaca; hal ini dapat meningkatkan motivasi untuk merancang dan penyusunan alur topik ke bentuk lisan.

Saran kedua yang dibagikan oleh Zijlstra adalah untuk banyak menulis. Menulis dengan sering akan melatih diri sendiri untuk berkembang dan terbiasa untuk mencatat dalam format yang telah ditentukan dalam panduan. Selain itu, proses penulisan akan lebih cepat karena sudah terbiasa dengan alur caranya. “Ada beberapa tools yang dapat membantu dalam penulisan publikasi akademik. Contohnya adalah Microsoft Words dan Grammarly yang sudah lengkap dengan fungsi editor, sinonim dan track changes. Google sendiri termasuk salah satu tools yang sering digunakan untuk mencari informasi dan menerjemah kata-kata,” terang dia sambil mempresentasi cara mengedit teks dengan editor Microsoft Word.

Terjemahan jurnal dari Bahasa Indonesia ke Inggris dan sebaliknya adalah salah satu prosedur di penulisan publikasi akademik yang sering dilakukan. Zijlstra menekankan pentingnya publikasi tersebut untuk menyampaikan informasi yang sama di kedua bahasa dalam konteks ilmu. Tetapi, kesalahan dalam terjemahan sering terjadi akibat perbedaan dari segi tata bahasa. Contohnya adalah salah penulisan artikel, kata benda tunggal/jamak, susunan kata, kata kerja yang menunjukkan waktu, dan preposisi.

Dengan workshop ini, para peserta tidak hanya belajar untuk lebih memerhatikan cara penulisan dalam karya ilmiah, tetapi juga merancang alur dan subjek dengan lancar dalam kedua Bahasa Indonesia dan Inggris. “Menulis publikasi memang kompleks. Pada akhirnya, semua tergantung pada diri kalian sendiri ingin menjadi ilmuwan dengan mindset apa,” Zijlstra berpesan.

Reporter: Ruth Nathania (Teknik Lingkungan, 2019)