Kunjungi Daerah 3T, GAMAIS ITB Lakukan Ekspedisi Tanah Air ke Pulau Enggano Bengkulu

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


Pelepasan ekspeditor Ekspedisi Tanah Air (ETA) 3.0 oleh pembina dan ketua GAMAIS ITB di Masjid Salman ITB, Jumat (09/06/2023).

BANDUNG, itb.ac.id – Unit Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) ITB melakukan keberangkatan Ekpedisi Tanah Air 3.0, Jumat (09/06/2023) ke Desa Kaana, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Ekspedisi Tanah Air (ETA) merupakan program ekspedisi sosial kemasyarakatan berbentuk pengabdian dan merupakan salah satu program kerja unggulan yang berada di bawah Kementerian Kemasyarakatan GAMAIS ITB.

Di bawah bimbingan pembina GAMAIS sekaligus dosen ITB, Dr. Ir. Umar Khayam, S.T, M.T., IPM, ETA 3.0 diselenggarakan selama 22 hari, dari tanggal 9 sampai 30 Juni 2023 dan bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Paragon Corp, dan Al-Qosbah.

Ketua Unit GAMAIS ITB, Ichwan Ramadhanil (EL, 20), menjelaskan bahwa Ekspedisi Tanah Air diselenggarakan dengan tujuan memelopori pergerakan pembangunan peradaban muslim di wilayah 3T (Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dengan mewadahi dan menumbuhkan semangat berpendidikan, memberi edukasi warga setempat terkait teknologi, mempromosikan pemberdayaan potensi wilayah, serta memberi dampak jangka panjang yang bermanfaat bagi warga di wilayah tujuan. Hal tersebut sesuai dengan Tridarma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat.

“Tim ETA GAMAIS ITB adalah manifestasi dari ikhtiar yang dilakukan oleh GAMAIS ITB untuk bisa membermanfaatkan dirinya bagi Tanah Air, Indonesia. Sebagai bagian dari salah satu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di Indonesia, GAMAIS ITB menunjukkan bahwa kita tidak menghentikan pacu semangatnya pada lingkup ITB dan sekitarnya, tetapi juga melanjutkannya hingga ke pelosok tanah air sana, untuk Indonesia,” ungkap Dhanil.

Sebanyak 9 orang mahasiswa dari berbagai jurusan berangkat membawa misi ke Pulau Enggano. Pulau tersebut terletak di Selatan Pulau Sumatera dan merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia. Adapun program yang dilaksanakan meliputi bidang Keagamaan, Pendidikan, Teknologi, Ekonomi, Kebencanaan, dan Lingkungan.

Ketua pelaksana Ekpedisi Tanah Air 3.0, Deftendy Virgiatman (TF, 21), mengatakan bahwa program-program yang dilaksanakan atas dasar hasil analisis kondisi dengan warga setempat serta meriset pengembangan bidang apa saja yang perlu diperkuat di Pulau Enggano tersebut.

“Tentunya kami mempertimbangkan hasil analisis kondisi dan juga riset sebelum melaksanakan pengabdian masyarakat ke sana. Ekspedisi ketiga ini akan membawa program-program yang baru dan relavan dengan masyarakat di Pulau Enggano,” ujar Deftendy.

Pada bidang keagamaan, setiap harinya Tim ETA melakukan kegiatan mengajar mengaji Alquran dan Iqra di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) terdekat. Selain itu, karena bertepatan dengan hari raya Iduladha, Tim ETA menggelar lomba-lomba Islami yang diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja, pendonasian fasilitas masjid ke sejumlah masjid di sekeliling pulau dan penyembelihan hewan kurban sebagai acara puncaknya.

Sementara itu, pada bidang pendidikan, Tim ETA melakukan aktivitas mengajar beberapa mata pelajaran dan praktikum sains sederhana di SDN 53 Bengkulu Utara, membuat pohon mimpi, pendonasian alat tulis dasar, serta sharing session perkuliahan di SMAN 6 Bengkulu Utara.

Untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, Tim ETA menggelar program di bidang Teknologi dan Ekonomi. Melihat potensi buah pisang yang merupakan salah satu komoditas terbesar di Pulau Enggano, Tim ETA menggelar workshop UMKM untuk mengenalkan pengolahan tepung pisang menggunakan teknologi sederhana. Selain itu, masyarakat dibekali seminar Literasi Digital untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam menjual komoditas pisang tersebut.

Sebagai salah satu pulau terluar dan dekat dengan samudera lepas, Pulau Enggano memiliki risiko bencana yang cukup tinggi. Oleh karena itu, Tim ETA mengadakan program di bidang Kebencanaan untuk melakukan edukasi kebencanaan kepada anak-anak dan remaja serta mendonasikan alat keselamatan dasar.

Selain itu, melalui program di bidang Lingkungan, anak-anak hingga remaja akan dikenalkan dengan konsep ecobrick untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar, pengenalan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, dan ditutup dengan lomba mengecat tong sampah secara bersama-sama.

Di samping menjalankan program-program di atas, Tim ETA melaksanakan kegiatan lain seperti mengikuti pengajian ibu-ibu Masjid Desa Kaana, bersilaturahmi dengan beberapa kepala suku dan masyarakat Enggano, menghadiri acara adat Suku Enggano, dan bermain bersama anak-anak desa.

Melalui serangkaian program yang telah dilaksanakan selama kurang lebih 3 minggu tersebut, Tim ETA berharap dapat mempelopori pergerakan pembangunan peradaban masyarakat di wilayah 3T dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di daerah tersebut.

Reporter: Anggra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh