Beliau memiliki tagline "Mensejahterakan & Memuliakan ITB". Dengan visi “To become Top 150 WCU (World Class University) and World Class Sustainable Entrepreneurial University, the ecosystem builder that drives innovation & impact for the nation”, beliau berharap ITB dapat menjadi universitas top 150 dunia serta menjadi penggerak inovasi dan membawa dampak nyata bagi kemajuan bangsa.

Untuk mewujudkan visinya, beliau menetapkan enam misi utama yang akan dijalankan, yaitu:

1. Graduate of Choice through global quality education and inclusive high-quality education for the nation Excellent Collaborative Ecosystem;

2. Research Centres of Excellence with high impact and sustainable research & innovation;

3. Main reference in serving the nation by serving the needs of govt, industry, communities, and the underprivileged;

4. Alumni as the ecosystem builder to collaborate with global & local best-in-class entities;

5. Agile Organization with Faculty/School as the main growth driver driven by motivated Faculties & Staff;

6. Expanding revenue with creative & sustainable financing model.

Beliau memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dengan gelar Sarjana Industrial Engineering (S.T.) dari ITB tahun 2000, gelar Master of Business Administration (M.B.A.) dari ITB tahun 2004, dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Organizational Leadership dari Massey University tahun 2012.

Dalam perjalanan kariernya, beliau menjabat berbagai posisi penting di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, termasuk sebagai Ketua Kelompok Keahlian People & Knowledge Management SBM ITB dan Head of Center for Sustainable Business SBM ITB sejak tahun 2024. Sebelumnya, beliau juga pernah menjabat sebagai Head of Executive Education (2019-2023) dan Deputi Kaprodi MBA SBM ITB (2015-2017).

Prestasi yang diraih beliau antara lain Best Lecturer Award ITB 2024, pengakuan sebagai World-Renowned Researcher di bidang Business & Management tahun 2022, penulis buku "Servant Leadership: The Ultimate Calling to Fulfill Your Life's Greatness", serta kontribusinya sebagai inisiator berbagai program sosial.

Strategi quick win beliau berfokus pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan ITB di dua aspek utama, yaitu Kampus Berdaya dan Kampus Humanis. Pada aspek Kampus Berdaya, beliau berfokus pada peningkatan pendapatan hingga Rp300 miliar, menaikkan gaji bersih hingga lebih dari 30% di tahun pertama, menciptakan keharmonisan antara sekolah dan fakultas, menyediakan jalur karier fungsional bagi tenaga pendidik dengan dukungan beasiswa, serta menjadikan rektor sebagai penggerak ekosistem dan pemimpin pengembangan bisnis dengan mitra eksternal.

Sementara itu, pada aspek Kampus Humanis, beliau berkomitmen untuk menyelenggarakan acara wisuda bersama orang tua, memberikan dukungan penuh bagi unit dan organisasi mahasiswa, membentuk forum profesor sebagai mitra strategis rektorat, memberikan Manfaat Cuti Usia (MCU) untuk profesor yang pensiun, dan mendorong dosen untuk fokus pada tridarma perguruan tinggi dengan mengurangi beban administratif.

Beliau menilai bahwa ITB harus berfokus pada now (masa kini) sebagai Champion University tetapi juga harus mempersiapkan tomorrow (masa depan) sebagai Entrepreneurial atau Disruptor University melalui pendekatan ambidextrous organization. Untuk masa kini, ITB akan berkomitmen menyediakan pendidikan berkualitas global, melakukan penelitian dan inovasi berdampak tinggi, serta melayani kebutuhan industri, pemerintah, dan masyarakat. Sementara untuk masa depan, ITB akan berfokus pada pendidikan inklusif dan berkualitas tinggi bagi bangsa, penelitian dan inovasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, serta memperhatikan kebutuhan kelompok-kelompok terpinggirkan.

Untuk mengetahui Program #ITBRomantis Profesional, Maju Bersama, Inklusif, dan Sejahtera yang diusung beliau, dapat diakses melalui tautan ini.

Reporter: Indra Putra Lohanata (Aktuaria, 2021)