Sebagai kompetisi perdana, Youth Tech-Challenge mengusung empat tema, yaitu metropolitan, agrikultur, edukasi, serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) x Women Empowerment. Setiap tim ditantang untuk menghadirkan solusi kreatif berbasis teknologi dengan memanfaatkan kapabilitas yang dimiliki Indosat. Tim Ruther memilih tema UMKM x Women Empowerment dengan menghadirkan solusi inovatif berupa Womenpreneur, sebuah platform berbasis web yang dirancang untuk mendukung pengembangan bisnis wanita di Indonesia.

Womenpreneur menawarkan pengalaman pembelajaran terpersonalisasi berbasis Artificial intelligence (AI), memberikan modul pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pengguna. Selain itu, platform ini juga menghadirkan fitur-fitur unggulan, seperti pinjaman digital (digital loan) untuk mendukung pembiayaan usaha, mentoring bersama pebisnis wanita yang sudah berpengalaman, market intelligence tool untuk menganalisis pasar, dan berbagai fitur lainnya.

Tim Ruther terinspirasi oleh fakta bahwa UMKM menyumbang 61% dari Produk domestik bruto (PDB) Indonesia, dengan mayoritas pelakunya adalah wanita. Namun, banyak pelaku wanita ini menghadapi kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya. Didukung oleh teknologi disruptif dari Indosat, tim Ruther melihat peluang besar untuk menciptakan platform yang mampu menjembatani kesenjangan ini. Dengan mengintegrasikan lebih dari 10 teknologi canggih Indosat, Womenpreneur menjadi solusi atas tantangan yang dihadapi pelaku UMKM wanita, yang saat ini menyumbang 64,5% dari total pelaku UMKM di Indonesia.

^{Solusi inovatif yang diusulkan tim Ruther pada kompetisi Youth Tech-Challenge.}
Perjalanan kompetisi ini berlangsung dalam tiga tahap. Pada tahap preliminary, sebanyak 258 tim diminta menyusun executive summary. Pada tahap semifinal, tim diminta membuat deck pitching 10 slides. Pada tahap final, 10 finalis akan mengikuti program intensif selama tiga hari yang mencakup company visit, mentoring, diskusi panel, pitching, serta awarding.

Keberhasilan di Youth Tech-Challenge memberikan banyak wawasan bagi tim Ruther, khususnya mengenai tantangan dan peluang di sektor UMKM wanita. Kompetisi ini juga memberikan pengalaman berharga dengan bertemu banyak orang hebat, 9 tim finalis dari berbagai universitas hingga juri yang merupakan direktur Indosat dan pendiri Twimbit.

“Bangga bisa menjadi bagian dari sejarah awal kompetisi ini dan membawa pulang kemenangan,” ungkap Ghifari.

Melalui kemenangan ini, tim Ruther tidak hanya mengharumkan nama ITB, tetapi juga menunjukkan bahwa inovasi berbasis teknologi mampu memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan wanita di Indonesia.

Reporter: Indra Putra Lohanata (Aktuaria, 2021)