Dies Emas ITB: Lianto Luseno, Anda Berhak Menjadi Subyektif!

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

BANDUNG, it.ac.id- Lianto Luseno, seorang praktisi film nasional turut memeriahkan rangkaian acara Dies Emas ITB. Pada hari Jumat (06/03/09), Lianto menjadi pembicara dalam acara Eagle Awards Coaching Clinic, bertempat di Aula Timur ITB. Program ini merupakan salah satu program yang bekerjasama dengan stasiun televisi swasta, MetroTV.

Lianto berkenaan membagi ilmunya tentang bagaimana membuat film dokumenter yang baik. Satu hal utama yng perlu dipegang teguh oleh para pemula ialah kita harus punya sudut pandang dalam menggarap sebuah film dokumenter. "Anda berhak menjadi subyektif dan berpijak pada satu titik. Titik dimana Anda berdiri tersebut itulah namanya sudut pandang." ujarnya. "Jadi tidak mengherankan bila dalam suatu kejadian terdapat banyak sekali cerita, karena tiap orang punya sudut pandang yang berbeda."

Selain itu, Lianto juga memaparkan perbedaan antara jurnaslistik dan dokumenter. Menurutnya, meskipun sama-sama mengangkat sebuah fakta, namun berbeda dalam penggarapannya. Jika jurnalistik ialah paparan fakta yang disajikan secara netral, maka dokumenter merupakan fakta-fakta yang bercerita secara subyektif.

Semua paparan dari Lianto diharapkan dapat melengkapi kemampuan para mahasiwa yang ingin berkompetisi dalam ajang Eagle Awards 2009 nanti. Eagle Awards sendiri ialah kompetisi pembuatan film dokumenter khusus bagi pemula. "No profesionalism." ujar Kyun, Project Officer Eagle Awards. Program ini diawali pada tahun 2005 dan diharapkan dapat mendidik serta mencerdaskan bangsa melalui media film. Kyun menawarkan bagi film yang dinyatakan sebagai pemenang untuk diayangkan di Metro TV, dan pemenangnya dalam bekerja magang di stasiun televisi yang sama pula.

Salah satu film keluaran Eagle Awards yang sangat populer ialah Suster Apung yang mengisahkan perjuangan para suster untuk melayani pengobatan si pulau-pulau kecil. Bahkan film ini pernah ditayangkan dalam acara Kick Andy dan mendapat pujian dari Wapres RI, Jusuf Kalla. Juga sempat ditayangkan di Festival Film Awards Singapore.