Dies Natalis ke-63: Momentum Memperkuat Peran ITB sebagai “Locally Relevant, Globally Respected University”
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id- Institut Teknologi Bandung memperingati Dies Natalis ke-63 pada 2 Maret 2022. Peringatan dies tahun ini masih dalam suasana pandemi COVID-19 sehingga pelaksanaannya dihelat secara hybrid. Momentum dies natalis kali ini semakin menguatkan peran ITB sebagai “a locally relevant and globally respected university”.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., saat menyampaikan pidato pada Sidang Terbuka Peringatan Dies Natalis ke-63 Institut Teknologi Bandung.
Selain dihadiri oleh Pimpinan ITB, kegiatan juga diikuti oleh Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Forum Guru Besar, dan para Sesepuh ITB serta para Mitra ITB secara daring. Acara ini dihadiri pula oleh dosen, tenaga kependidikan dan keluarga besar ITB.
“Saya mengajak seluruh kolega dosen, tenaga kependidikan, para mahasiswa dan kita semua, untuk terus menjaga dan memperkuat kebersamaan kita, guna memantapkan langkah melewati masa krisis akibat pandemi COVID-19, serta turut berkontribusi dalam mewujudkan pemulihan ekonomi nasional demi kemajuan ITB dan bangsa Indonesia, serta demi kebaikan bersama masyarakat dunia,” ujar Prof. Reini dalam pidatonya.
Rektor mengatakan, ITB lahir, tumbuh, dan berkembang melalui perjuangan segenap putra dan putri terbaik bangsa Indonesia dari beraneka ragam daerah dan suku, dari segenap penjuru Nusantara.
"ITB lahir dalam kebhinekaan, serta tumbuh dan berkembang dalam kebhinekaan. Dalam kebhinekaan tersebut, putra dan putri terbaik bangsa menjalin persatuan untuk mewujudkan sebuah tujuan bersama, yaitu memajukan NKRI melalui penguasaan, pemajuan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta ilmu-ilmu sosial dan humaniora," ujar Rektor.
Pada kesempatan ini, Rektor menyampaikan sejumlah permasalahan dan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan, yang dirumuskan dalam dokumen “Reimagining Our Futures Together: A New Social Contract for Education”, yang diterbitkan oleh UNESCO di tahun 2021.
Berdasarkan hasil kajian dari International Commission on the Futures of Education, imbuh Rektor, dokumen tersebut mengajak kita untuk melihat perkembangan kondisi-kondisi dunia saat ini, serta perjalanan kita menuju tahun 2050 dan masa-masa sesudahnya. Kajian tersebut mempelajari berbagai krisis yang dialami berbagai bangsa di dunia, mencakup krisis ekonomi dunia, krisis lingkungan, serta krisis kesehatan dan dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19.
“Kesimpulan penting yang dinyatakan dalam dokumen tersebut adalah bahwa kondisi dunia saat ini tengah berada pada turning point. Sebagai gambaran, ketika berbagai bangsa di dunia bergerak untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan kemajuan-kemajuan, kita telah mengeksplorasi lingkungan secara berlebihan, sehingga menimbulkan ancaman bagi keberlangsungan hidup kita semua,” ujarnya.
“Memperhatikan kondisi-kondisi tersebut di atas, menjadi penting bagi semua pihak untuk memikirkan generasi masa kini dan generasi-generasi masa depan, untuk bisa mengatasi kesenjangan-kesenjangan dan menjamin pemenuhan hak-hak asasi,” jelasnya.
Pada dies kali ini, ITB memberikan penghargaan kepada para sivitas akademika yang memiliki kontribusi unggul di bidang pengajaran, penelitian, karya inovasi, dan pengembangan institusi. Jumlah penghargaan yang diberikan sebanyak 58 penghargaan dengan rincian 12 penghargaan di bidang pengajaran, 12 penghargaan di bidang penelitian, 22 penghargaan di bidang karya inovasi, dan 12 penghargaan di bidang pengembangan institusi. Rektor ITB berharap penghargaan ini dapat memantik semangat sivitas akademika ITB untuk terus berkarya dalam situasi apapun.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)