DISKUSI TEMPO-ITB: STRATEGI MENGHADAPI DUNIA KERJA
Oleh Unit Sumber Daya Informasi
Editor Unit Sumber Daya Informasi
Senin 22 Desember 2003 bertempat di Aula Barat ITB, LPKM ITB bekerjasama
dengan TEMPO dan Astra International menyelenggarakan Diskusi \"STRATEGI
MENGHADAPI DUNIA KERJA: ANTARA IDEALISME DAN REALITAS\"
Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Dr.Adang Surahman
membuka diskusi ini secara resmi dan mengemukakan, bahwa diharapkan diskusi ini menghasilkan mahasiswa ITB yang dapat menciptakan dunia kerja, dan bukan sebagai pencari kerja. Hal ini karena selama ini mahasiswa ITB dikenal mempunyai kualitas akademik yang lebih baik. Akan tetapi konotasi ini (mahasiswa ITB dianggap terbaik) menyebabkan mahasiswa dan lulusan ITB menjadi \"overconfident\" (terkesan arogan) dan dari masukan pengguna lulusan ITB di dunia kerja, mereka dikenal sebagai kurang loyal, sulit bekerjasama dan sulit mendengarkan pendapat orang lain. Salah satu akibatnya ada beberapa perusahaan tertentu yang enggan menerima lulusan ITB bekerja di perusahaan mereka.
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian ITB adalah kenyataan bahwa passing grade pada program studi di Universitas yang dahulu masih dibina, (misalnya fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara dan beberapa program studi di perguruan-perguruan tinggi lain) ternyata lebih tinggi daripada di beberapa program studi tertentu di ITB. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat sudah tidak lagi melihat perguruan tingginya saja, tetapi mulai melihat program studi dan masa depan lulusannya.
Dengan kenyataan dan kondisi demikian menurut WRAM, semestinya mahasiswa dan lulusan ITB mau berintrospeksi diri, mengubah sikap-sikap negatif tersebut. WR AM mengharapkan agar diskusi ini diikuti oleh tindak lanjut terhadap hal-hal yang dibahas dan disepakati oleh para pesertanya (tidak berhenti pada diskusi saja).
Penciptaan lapangan kerja oleh lulusan perguruan tinggi dapat dilakukan dan senantiasa terbuka peluangnya mulai dari industri-industri yang bersifat
\'down to earth\' hingga industri- industri yang canggih dan strategis. Modal utama untuk menciptakan lapangan kerja bukan berupa dana, tetapi adalah kemauan serta kreativitas, demikian menurut WR AM Dr.Adang Surahman.
Sementara itu Wakil Direktur Pemasaran TEMPO, Herry Hernawan mengemukakan bahwa pada dasarnya bekerja adalah berhubungan dengan banyak orang. Sehingga tidak hanya kepintaran akademis saja yang diperlukan, tetapi yang penting adalah membangun hubungan antar sesama manusia. Faktor-faktor relationship, teamwork dan networking adalah hal-hal utama dalam dunia kerja.
Diskusi yang dipandu moderator Bapak Widyo - staf pengajar Teknik Geodesi ITB menghadirkan 2 pembicara: S.Wimbo S.Hardjito - Senior Vice President PT INDOSAT (Strategi mencapai sukses dalam persaingan dunia kerja) dan S.Malela Maharga Sari - Redaktur Eksekutif TEMPO, yang ternyata juga alumni ITB angkatan tahun 1978 (Mempertahankan Idealisme terhadap realitas dunia kerja).
Diskusi yang diikuti sekitar 200 peserta baik dari ITB maupun dari luar ITB membahas dan menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
* Di mana pun bekerja haruslah dipandang sebagai ibadah
* Hidup harus berani mengambil keputusan untuk memilih
* Idealisme adalah daya tahan menanggung resiko
* Sukses dapat dicapai dengan kerendahan hati, sikap santun, kemampuan komunikasi-bekerjasama dan bersikap toleran
* Jangan hanya berlindung di balik kebesaran nama institusi tempat kita belajar
* Bidang yang kita tekuni dalam dunia pendidikan dapat menjadi \"frame of mind\" sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa orang dapat bekerja dalam suatu bidang yang berbeda dengan latar belakang pendidikannya
Acara ditutup dengan pertukaran cenderamata sebagai ungkapan terimakasih antara LPKM ITB (disampaikan Ketua LPKM ITB Dr,Tutuka Ariadji) dan pihak
TEMPO (diwakili Manajer Sirkulasi TEMPO, Bapak Adji) serta penyampaian door prize dari TEMPO kepada peserta-peserta diskusi yang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan quiz mengenai TEMPO dan ITB. (sumber TD)