Dosen ITB Kembangkan Aplikasi RFID untuk Penjagaan Lansia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id–Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB menggelar Bincang Akademik, Abdimas, dan Riset (BINAAR) yang ketiga berjudul “Aplikasi RFID untuk Penjagaan Lansia” secara daring pada Jumat (23/6/2023). Webinar ini mendatangkan narasumber Robithoh Annur, S.T., M. Sc., Ph.D., dosen STEI ITB dengan kelompok keahlian informatika.
Lansia atau manusia lanjut usia dikategorikan sebagai individu yang memiliki usia di atas 60 tahun. Orang-orang lansia pada umumnya cenderung mengalami berbagai gangguan fungsi fisik dan mental terutama pada usia 70 tahun ke atas. Gangguan-gangguan yang sering dijumpai adalah kesulitan bergerak (imobilitas), kondisi tubuh tidak seimbang (instabilitas), penurunan fungsi berpikir, dan demensia atau penyakit pikun.
Permasalahan tersebut yang membuat lansia harus memiliki perlakuan pendampingan yang khusus dari orang-orang terdekatnya. Kondisi yang paling dikhawatirkan adalah individu lansia tiba-tiba terjatuh atau tersesat karena pikun. Oleh karena itu, lansia perlu dimonitor keadaannya setiap saat karena kondisi malafungsi fisik dan mental bisa terjadi kapan saja. Akan tetapi, pada kenyataannya terkadang orang-orang sekitar memiliki berbagai keterbatasan untuk menjaganya selama seharian penuh sehingga diperlukan perangkat khusus.
“Sistem penjagaan lansia biasanya penanganannya menggunakan deteksi jatuh pakai akselerator dan giroskop. Akan tetapi, kedua komponen ini kekurangannya adalah tidak nyaman dipakai dan perlu power supply yang lumayan besar,” ucap Robithoh.
Berdasarkan keresahan tersebut, Robithoh mengembangkan perangkat yang membantu kerabat/perawat lansia dengan pemanfaatan teknologi RFID. RFID merupakan kependekan dari Radio Frequency Identification. Komponennya terdiri atas tag (penerima sinyal), reader (pembaca dan pemroses), serta antenna (pemancar sinyal dari reader). Perangkat tersebut memiliki kemampuan untuk mengirimkan sinyal ke tag kemudian mengirimkannya kembali ke reader untuk menangkap informasi yang diterima dari tag tersebut.
RFID sangat berguna karena bisa bekerja secara nirkabel (wireless). Penjaga lansia tidak perlu merasa khawatir bila tidak berada di dekatnya setiap saat. Cara kerja yang diterapkan Robithoh adalah dengan memasang sebuah tag pada pakaian lansia. Tag tersebut akan mendapatkan informasi berupa posisi dan kondisi lansia dalam ruang.
Posisi yang berhasil dicatat memanfaatkan konversi kekuatan sinyal yang diterima kembali oleh server menjadi satuan jarak. Lalu kondisi tubuh yang ditinjau adalah untuk mengetahui keadaan lansia apakah sedang berdiri, berjalan, jongkok, terlentang, atau terjatuh. Ketika ada tanda terjatuh, penjaga lansia bisa dengan mudah menemukan di mana ia terjatuh melalui sistem monitoring yang dimiliki.
Tag sensor yang digunakan dalam riset Robithoh merupakan jenis passive tags dengan keunggulan bisa dicuci. Dengan kemampuan tersebut, tag jenis ini bisa dijahit langsung pada pakaian lansia sehingga nyaman untuk dipakai. Beberapa tag dipasang pada bagian-bagian tubuh lansia untuk mendeteksi kondisi mereka secara real-time dengan menggunakan machine-learning.
Menurut Robithoh, keuntungan menggunakan RFID yakni mampu bertahan pada berbagai keadaan temperatur bahkan pada keadaan dengan berlumpur, basah, hingga berdarah. Keunggulan lainnya yaitu perangkat ini nyaman digunakan karena berbasis nirkabel sehingga mudah untuk digunakan.
Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin, 2020)