Dosen ITB Kembangkan Flatpack Face Shield

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

face shield
BANDUNG, itb.ac.id – Saat situasi pandemi COVID-19, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi salah satu perlengkapan yang paling dibutuhkan khususnya bagi tenaga medis. Salah satu jenis APD yang banyak dikembangkan adalah . Banyak organisasi, institusi pendidikan, maupun individu yang mengembangkan dengan berbagai jenis. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk menciptakan yang dapat diproduksi secara cepat dan mandiri. Tujuan ini pun yang melandasi tim Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang terdiri atas Dr. Budi Adi Nugroho, M.Sn, Patriot Mukmin, M.Sn., dan Dhanistya Dyaksa, M.Ds., membuat pelindung muka kemasan rata atau flatpack face shield.
*Dok. Pribadi

Menurut Budi sebagai peneliti yang berlatar belakang seni rupa, hal terdekat yang dapat dilakukan untuk berpartisipasi dalam memerangi pandemi COVID-19 adalah berpikir kreatif untuk memecahkan masalah. Ketersediaan bahan, biaya produksi, dan distribusi menjadi constraint dalam merancang sebuah APD yang paling sederhana. “Oleh karena itu, tercetuslah ide membuat pelindung muka yang dapat dikemas rata dengan waktu produksi yang singkat, harga yang murah, dan kemudahan dalam pengiriman,” ujarnya.

Dalam pembuatan produk ini bekerja sama dengan desainer lokal sebagai konsultan yang sedang mengembangkan purwarupa face shield. Didukung bantuan dana dari LPPM, tim ini langsung membuat beberapa rancangan purwarupa dan melakukan pengujian di lapangan. Pembentukan purwarupa dan pengujian lapangan hanya berlangsung sebanyak dua kali karena menginginkan produk cepat masuk ke jalur produksi massal.

“Perbedaan muka kemasan rata ini dengan lainnya terletak pada tiga poin yaitu, waktu produksi hanya memerlukan waktu 6,5 menit/buah. Face shield ini dipatok harga Rp35.000 per buah untuk 500 pcs dan bisa lebih murah lagi jika diproduksi dalam jumlah lebih banyak. Kemasan rata akan mempermudah pengiriman dan meminimalisir biaya kirim untuk pengiriman Bandung-Jakarta hanya Rp25.000 untuk 100 buah dengan jasa pengiriman paxel,” ujar Budi.

Saat ini produk sudah dibuat sebanyak 500 buah dan didistribusikan ke berbagai fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan tempat praktik dokter secara gratis di wilayah Kota Bandung, Surabaya, Jakarta, Pangkal Pinang, Purwokerto, Ambon, dan lain-lain. 

Hingga saat ini, hak cipta masih dimiliki desainernya, produksi dan distribusi masih terkendala dana dukungan. Budi berharap semoga dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, flatpack face shield ini dapat diproduksi lebih banyak untuk mendukung garda terdepan dalam menghadapi pandemic COVID-19 dan dapat tercipta satu teknik pembuatan (pemotongan pola) dengan teknik yang lebih sederhana (gunting dan cutter) untuk mempermudah masyarakat luas memproduksi dan membantu sesama.

Reporter: Diah Rachmawati (Teknik Industri, 2016)