Dr. Penia Kresnowati: Fellow Internasional For Women in Science 2008

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Untuk yang kedua kalinya berturut-turut, karya peneliti wanita ITB diakui dunia dalam program For Women In Science. Pada penyelenggaraannya yang kesepuluh, program internasional kerjasama antara Unesco dan L'Oreal ini mengangkat Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati menjadi meraih "fellowship" internasional program ini. Untuk itu, Penia berhak atas USD 40,000 untuk mendanai riset mereka selama dua tahun. Penia, 30 tahun, mendapatkan gelar Doktor di bidang teknologi bioproses dari Universitas Teknologi Delft di Belanda. Kini, Penia adalah salah satu staf pengajar Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri. Proposal riset yang diajukan oleh wanita bersuamikan Wawan Dhewanto, staf pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen ini bertemakan kompetensi inti dirinya di bidang bioproses. Proposalnya bertajuk "Teknologi Bioproses: Konsepsi Prototip Bioreaktor untuk Pengembangan Stem Cells (Sel Punca)". Keberhasilannya meraih dana riset ini membuat Penia akan pergi ke Monash University, Australia pada awal 2009 untuk menguji proposal penelitiannya itu. Melalui program For Women in Science,tiap tahun fellowship internasional diberikan kepada 15 perempuan peneliti muda -masing-masing tiga dari tiap kontinen: Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika dan Asia-Pasifik- untuk membiayai riset mereka selama dua tahun. Tahun ini, ketiga penerima wilayah Asia-Pasifik diwakili oleh Indonesia (Dr. Penia), Mongolia dan Nepal. Sebenarnya Penia diundang untuk turut datang dalam pekan For Women in Science, di Paris, Prancis pada awal Maret lalu. Namun, mengingat dirinya baru saja melahirkan anak pertamanya bulan Februari 2008, maka Penia absen dari acara tersebut. Penia adalah peneliti wanita Indonesia ketiga yang mendapat penghargaan internasional ini. Tahun sebelumnya Dr. Fenny Dwivany dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB menerima fellowship tahun 2007. Tahun 2004, Dr. Ines Atmosukarto dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI meraih fellowship ini juga. Direktur PT L'Oreal Indonesia, Jean-Christophe Letellier menjelaskan bahwa program ini hendak menyatukan organisasi antar pemerintah dan perusahaan swasta sebagai mitra. "Dengan prestasi Dr. Penia Kresnowati kami berharap agar program ini dapat lebih memotivasi peneliti muda perempuan Indonesia untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan sains di Indonesia dan terus membawa inovasi-inovasi mereka ke dunia global," ungkap Letellier. Sementara itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco, Prof. Dr. H. Arief Rachman, MPd turut berbangga. "Unesco mendukung inisiatif ini dan terus menekankan pentingnya hadiah berupa penghargaan untuk mempublikasikan prestasi ilmiah perempuan seluas mungkin melalui panutan-panutan seperti Dr. Penia Kresnowati," katanya.