Dua Mahasiswa ITB Jadi Delegasi IYF 2012 di Palembang
Oleh Amelia Rahma Faustina
Editor Amelia Rahma Faustina
Peserta dari ITB diwakili oleh Christanto (Sains dan Teknologi Farmasi 2009) dan Gabriella Renetta Anindia (Teknik Kelautan 2009), merupakan dua dari 40 peserta berbagai iman dari berbagai daerah di Indonesia. Pada acara tersebut, mereka diberikan materi dan sharing dari para pembicara, mengikuti simulasi interfaith dialogue, serta mengunjungi tempat-tempat ibadah yang ada di Palembang.
Membangun Kesepahaman
Dialog menjadi salah satu cara yang efektif untuk memahami perbedaan antariman yang ada. Meliani Martiningsih dari Dialogue Institute US, mengemukakan bahwa dialog antariman bertujuan untuk membangun kesepahaman untuk menerima perbedaan dengan iman orang lain.
"Dialog itu bukan debat dan bukan untuk mengubah keyakinan orang lain, melainkan untuk berpikiran terbuka dan menerima perbedaan," ujarnya.
Indahnya perbedaan yang ada di Indonesia juga ditampilkan pada IYF hari kedua. Para pemuka agama dari perwakilan agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha memaparkan perspektif masing-masing agama mengenai pluralitas dan toleransi. Dari pemaparan tersebut diharapkan para peserta memahami bahwa pada dasarnya semua agama memiliki poin dasar yang sama, yaitu cinta kasih dan universalisme.
Untuk menguatkan pemahaman peserta mengenai interfaith, dilakukan diskusi mengenai keragaman agama di Amerika Serikat, yang dibawakan oleh Rebecca dari Dialogue Institute US. Selain itu James Poon dari Global Peace Festival juga memberikan pemaparannya mengenai paradigma baru mengenai interfaith.
Terbuka untuk Membangun Bangsa
Dengan mengusung tema "Better Understanding through Interfaith Dialogue", IYF 2012 merupakan program yang diselenggarakan oleh Interfaith Youth Community. Hal yang diusung dalam program ini adalah dialog yang menghasilkan pemahaman peserta mengenai keberagaman agama yang semakin luas.
Selain toleransi, peserta program ini diharapkan juga dapat membawa perubahan bagi bangsa dengan semangat tanpa membeda-bedakan. Para peserta, termasuk delegasi dari ITB, juga diharapkan mampu membuat action plan ketika kembali ke kota masing-masing, serta membawa perubahan bagi komunitas dan bangsanya.[ch]