Dua Peneliti ITB Berpartisipasi dalam Penelitian Samudera di atas Kapal Tiongkok
Oleh Gabriella Alodia -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
JAKARTA, itb.ac.id - Dua peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) beserta sembilan peneliti dari BRIN, UGM, dan UI serta Tiongkok bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok untuk melaksanakan penelitian terkait keanekaragaman hayati dan geologi maritim di perairan selatan Pulau Sumba, Minggu (10/8/2025).
Penelitian di atas kapal riset R/V Tan Kah Kee milik Xiamen University ini merupakan inisiatif The Second Institute of Oceanography (SIO), Tiongkok, bekerja sama dengan BRIN, UGM, dan LPDP.
Penelitian berfokus pada area zona tumbukan antara Lempeng Benua Australia dan Lempeng Eurasia dan dampaknya terhadap bahaya geologi menggunakan berbagai metode geofisika menggunakan floating passive-source seismometer, active-source ocean bottom seismometer (OBS), ocean bottom electro-magnetometer (OBEM), serta metode geologi dalam bentuk pengambilan dan analisis sampel sedimen dasar laut.

Di antara para peneliti yang berpartisipasi, penelitian Gabriella Alodia, S.T., M.Sc., Ph.D. dari Kelompok Keahlian/Keilmuan (KK) Hidrografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), ITB akan berfokus pada observasi data-data pendukung seperti analisis morfologi dasar laut menggunakan multibeam echosounder, pengamatan gaya berat menggunakan marine gravimeter, serta penentuan posisi instrumen OBS dan OBEM yang akan diletakkan di dasar Samudera Hindia pada kedalaman dua hingga enam kilometer menggunakan metode akustik.
Sementara itu, penelitian Dr. Alvina Kusumadewi Kuncoro dari KK Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), ITB akan berfokus pada pemodelan geodinamika numerik berbasis fisika dua dimensi pada area survei. Model geodinamika yang dihasilkan kemudian akan divalidasi dengan data-data observasi dari kerangka global navigation satellite system (GNSS) terdekat, profil seismik yang dihasilkan dari OBS, serta distribusi gempa setempat.
Pelayaran ilmiah ini akan berlangsung selama 16 hari dengan pelabuhan kedatangan kembali ke Tanjung Priok pada tanggal 26 Agustus 2025.
.jpg)
Penelitian gabungan ini diharapkan untuk dapat meningkatkan kapasitas riset laut dan samudera nasional melalui kerja sama riset bersama periset mancanegara, menyediakan data dan informasi yang akurat terkait keanekaragaman hayati dan sumber daya geologi perairan Indonesia sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk eksplorasi dan pemanfaatannya secara berkelanjutan dalam rangka menunjang prioritas nasional, serta mendidik dan melatih generasi muda sebagai periset laut dan samudera melalui hands-on experience di bawah bimbingan para peneliti dan teknisi senior.
Para peneliti Indonesia yang dibiayai melalui skema Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Invitasi ini turut diharapkan untuk menjaga jejaring dan terus berkolaborasi untuk memacu perkembangan ekosistem riset laut dan samudera di Indonesia.








