Event Organizer Seminar : Behind The Scene by Adrie Subono
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
BANDUNG, itb.ac.id - Dalam sebuah acara, peran Event Organizer (EO) sangat penting dalam mengatur kelancaran jalannya acara, mulai dari pra-acara hingga pasca acara. Apalagi sebuah konser musik yang mengundang ribuan penonton dari berbagai kalangan usia dan dan golongan. Oleh karena itu, dibutuhkan promotor yang berperan sebagai EO untuk sebuah konser musik. Untuk menambah pengetahuan mengenai bagaimana menjadi seorang EO yang sukses, bertempat di galeri CC Timur ITB, hari Sabtu (20/12/08) pukul 09.00 WIB,Adrie Subono, pendiri Java Musikindo, berbagi pengalaman dalam berkarier di bidang tersebut mulai dari awal mula memutuskan untuk memilih konser musik sebagai bidangnya, hingga berbagai cara yang tidak mudah yang telah ia lakukan hingga menjadi sukses seperti sekarang.
Sebelum seminar, ditampilkan terlebih dahulu band Fruit n Salad yang mengisi waktu sementara peserta menikmati coffee break. Kemudian Roni Urban (i-Radio Bandung) sebagai moderator, memulai seminar ini dengan pertanyaan pertama, bagaimana cara memulai untuk menjadi Event Organizer yang sukses? Adrie menjawab bahwa beranilah untuk mengambil resiko. Untuk mengadakan sebuah acara tidak diperlukan banyak orang, untuk menghindari terjadinya miskomunikasi, namun semua orang yang bertanggungjawab mengatur acara haruslah orang yang benar-benar mampu menjalankan perannya masing-masing. Java Musikindo sendiri hanya memiliki 8 orang (5 orang wanita dan 3 orang pria) untuk memegang tanggungjawab dalam 12 konser dengan kurang lebih 60.000 penonton yang diadakan Java Musikindo dalam tahun 2008 ini.
Kemudian, kita harus jeli dalam memilih acara atau artis yang akan kita jual ke publik. Dalam hal ini, Adrie lebih banyak memberikan contoh acara berupa konser musik. Carilah artis baru yang sedang membesarkan namanya atau artis legendaris yang memiliki hits baru. Lalu, tentukan sasaran pasar. Efisiensikan semua yang kita miliki dengan menentukan prioritas semua yang dibutuhkan.
EO adalah sebuah bisnis yang tidak akan ada habisnya, apalagi dalam bidang konser musik, karena semua artis membutuhkan promotor (dalam hal ini promotor adalah EO) untuk memasarkan namanya. Adrie memiliki tips, agar artis yang didatangkan puas dengan kinerja dan selalu mengingat nama promotornya. Turutilah permintaan artis sebisa mungkin, mulai dari konsumsi hingga peralatan panggungnya, kemudian buatlah nama EO yang mudah diingat dan memiliki ciri khas, sehingga orang dapat langsung mengenal kita ketika artis menyebutkan nama kita dalam konsernya.
Selain kerjasama yang baik antara EO dan artis, kerjasama yang baik dengan sponsor pun sangat penting. Untuk mengadakan sebuah konser musik yang besar dan mendatangkan artis yang terkenal di internasional, pasti membutuhkan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, sponsor yang diajukan haruslah sesuai dengan artis yang didatangkan dan masih berhubungan dengan tema konser. Adrie berbagi pengalamannya ketika ia pernah ditolak sponsor. Adrie juga bercerita bagaimana sulitnya memenuhi permintaan artis, menyiasati kerugian yang diderita karena artis membatalkan konser, serta bagaimana cara menghadapi persaingan pasar dengan promotor lainnya di Indonesia.
Diakhir seminar, Adrie membagikan 3 tiket gratis dari Java Musikindo untuk menonton band Bullet for My Valentine yang akan konser di Jakarta pada tanggal 4 Februari 2008. Adrie menyampaikan seminar dengan atraktif dan komunikatif, sehingga peserta terhibur dan tidak bosan mengikuti seminar. Seminar ditutup dengan coffee break dan penampilan oleh band Baby Eats Crackers. Seminar ini diadakan oleh Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB, bekerjasama dengan Kampus (Pikiran Rakyat), Hard Rock FM dan i-Radio Bandung. Diakhir acara, peserta mendapatkan buku WOW yang berisi pengalaman-pengalaman menarik dan cerita Adrie Subono selama menjalankan bisnis EO bersama Java Musikindo.
Kemudian, kita harus jeli dalam memilih acara atau artis yang akan kita jual ke publik. Dalam hal ini, Adrie lebih banyak memberikan contoh acara berupa konser musik. Carilah artis baru yang sedang membesarkan namanya atau artis legendaris yang memiliki hits baru. Lalu, tentukan sasaran pasar. Efisiensikan semua yang kita miliki dengan menentukan prioritas semua yang dibutuhkan.
EO adalah sebuah bisnis yang tidak akan ada habisnya, apalagi dalam bidang konser musik, karena semua artis membutuhkan promotor (dalam hal ini promotor adalah EO) untuk memasarkan namanya. Adrie memiliki tips, agar artis yang didatangkan puas dengan kinerja dan selalu mengingat nama promotornya. Turutilah permintaan artis sebisa mungkin, mulai dari konsumsi hingga peralatan panggungnya, kemudian buatlah nama EO yang mudah diingat dan memiliki ciri khas, sehingga orang dapat langsung mengenal kita ketika artis menyebutkan nama kita dalam konsernya.
Selain kerjasama yang baik antara EO dan artis, kerjasama yang baik dengan sponsor pun sangat penting. Untuk mengadakan sebuah konser musik yang besar dan mendatangkan artis yang terkenal di internasional, pasti membutuhkan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, sponsor yang diajukan haruslah sesuai dengan artis yang didatangkan dan masih berhubungan dengan tema konser. Adrie berbagi pengalamannya ketika ia pernah ditolak sponsor. Adrie juga bercerita bagaimana sulitnya memenuhi permintaan artis, menyiasati kerugian yang diderita karena artis membatalkan konser, serta bagaimana cara menghadapi persaingan pasar dengan promotor lainnya di Indonesia.
Diakhir seminar, Adrie membagikan 3 tiket gratis dari Java Musikindo untuk menonton band Bullet for My Valentine yang akan konser di Jakarta pada tanggal 4 Februari 2008. Adrie menyampaikan seminar dengan atraktif dan komunikatif, sehingga peserta terhibur dan tidak bosan mengikuti seminar. Seminar ditutup dengan coffee break dan penampilan oleh band Baby Eats Crackers. Seminar ini diadakan oleh Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB, bekerjasama dengan Kampus (Pikiran Rakyat), Hard Rock FM dan i-Radio Bandung. Diakhir acara, peserta mendapatkan buku WOW yang berisi pengalaman-pengalaman menarik dan cerita Adrie Subono selama menjalankan bisnis EO bersama Java Musikindo.