Forum URDI: Dinamika Tata Guna lahan Kawasan Jl. Ir. H. Djuanda

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Sabtu, 11 Februari 2006, bertempat di Gedung Prodi Arsitektur ITB lt. 1, diselenggarakan seminar dan diskusi bertajuk Dinamika Tata Guna lahan Kawasan Jl. Ir. H. Djuanda. Seminar dan diskusi yang diselenggarakan oleh Urban and Regional Development Insitute (URDI), bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum (Puslitbangkim PU), Laboratorium Rancang Kota Prodi Arsitektur ITB, dan Yayasan Sugijanto soegijoko ini diselenggarakan dengan dilatarbelakangi oleh kasus perubahan tata guna lahan di Jl. Ir. H. Djuanda yang berubah fungsi dari fung sirumah tinggal menjadi tempat kegiatan usaha. Ini sebenarnya merupakan permasalahan klasik penataan ruang kota -yang terjadi di kota mana pun: rencana guna lahan vs. kekuatan pasar. Sebenarnya alih fungsi lahan ini telah diakomodasi oleh Rencana Dasar Tata Ruang Kota Wilayah Cibeunying tahun 1995-2005 yang menyatakan kawasan sepanjang Jl. Ir. H. Djuanda sebagai kawasan penggunaan campuran perumahan, jasa perdagangan, perkantoran, dan pnedidikan dengan asas peruntukkan lahan yang bersifat luwes: floating zone. Kendati demikian, selain akan ada dampak positif dalam aspek ekonomi -baik itu lapangan kerja baru, dan peningkatan penerimaan pajak- akan muncul pula imbas negatif terhadap kawasan ini. Dampak negatif yang muncul utamanya adalah perubahan struktur Kota Bandung menjadi sentra pelayanan komersial; juga kualitas lingkungan kawasan baik dari segi rancang kota, kualitas udara, tingkat kebisingan, dan daya dukung lingkungan akan anjlok. Identitas kekerabatan lingkungan residensial kini hilang, menjadi karakter ekonomi dan materialistis. Forum ini diawali oleh dua sesi sebelum makan siang yang diisi oleh tiga pemakalah: Dick ter Steege dari URDI, Dra. Astuti, MT dari Puslitbangkim PU, Achmad D. Tardiyana dari Laboratorium Rancang Kota Prodi Arsitektur ITB. Setelah makan siang, diselenggarakan diskusi kelompok untuk mencapai rencana tindak mencapai fisi. Diskusi dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok fisik meliputi transportasi, penataan ruang dan tata guna lahan, rancang kota dan media luar; kelompok ekonomi meliputi penciptaan lapangan pekerjaan formal dan non formal; kelompok kelembagaan mendiskusikan mengenai pengembangan kelembaan dan forum pemangku kepentingan. setelah diadakan presentasi untuk setiap kelompok, acara ini diakhiri oleh kesimpulan dan rencana tindak terhadap permasalahan perubahan tata guna lahan di Jl. Ir. H. Djuanda.