Gagas Inovasi Tepat Guna, Tim KeChEbur ITB Juara 1 Kompetisi Kurva 2024
Oleh Qonita Aulia Rahmatullah - Mahasiswa Teknik Pangan, 2022
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Lima mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2022, Institut Teknologi Bandung (ITB) memenangkan predikat pertama dalam kompetisi lomba inovasi “Teknologi Tepat Guna untuk Mendukung Lingkungan yang Berkelanjutan” tahun 2024. Lomba ini diselenggarakan PT Pupuk Kujang yang merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pupuk Indonesia. Selain mencari solusi inovasi tepat guna, lomba ini juga dilaksanakan sebagai rangkaian acara memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Tim ini terdiri atas Gretha Jeanisca Christianto K., Cifolia Zulfica Setorsi, Musyaffa Rizqullah Naufal, Marchailla Kaylila, dan Rosiana Amelia Sari Bangun. Nama KeChEbur terinspirasi dari identitas mereka sebagai mahasiswa Teknik Kimia ITB. Selain itu, subtema lomba yang mereka ambil adalah pengolahan limbah cair sehingga KeChEbur lahir sebagai nama yang menunjukkan identitas dan subtema yang mereka pilih.
Informasi lomba ini mereka dapat dari komunitas himpunan mahasiswa Teknik Kimia ITB. “Mahasiswa dapat menggunakan seluruh source untuk mengetahui informasi lomba. Entah itu dari himpunan ataupun lainnya,” ujar Gretha.
Terdapat banyak kanal yang dapat diakses terkait informasi lomba, seperti kanal himpunan/UKM, media sosial, dan situs kampus Direktorat Kemahasiswaan ITB yang menyediakan informasi seputar akademik seperti beasiswa dan lomba bagi mahasiswa.
KeChEbur mempersiapkan lomba ini selama liburan. Mengangkat judul “Treatment of Ammonia Waste Using Advanced Membrane Bioreactor PES Ultrafiltration NPs TiO? with Anammox Bacteria and Centrifuge Technology in the Fertilizer Industry”, mereka membawakan inovasi tepat guna untuk keberlanjutan lingkungan, khususnya pada subtema konservasi air dan pengurangan beban sampah.
Inovasi tepat guna yang mereka tawarkan menyasar pada penanganan salah satu masalah penting dalam industri pupuk. Pabrik pupuk yang kerap melakukan penutupan tak terjadwal, mengakibatkan pengelolaan limbah yang kurang efisien dalam proses penyaringan lumpur. “Teknologi yang kami kembangkan berpusat pada bioreaktor membran canggih yang mengintegrasikan membran ultrafiltrasi PES yang tertanam dengan nanopartikel TiO. Hal ini dikombinasikan dengan penggunaan sentrifus cakram, bertujuan untuk mengatasi inefisiensi filter press tradisional, memastikan penyaringan amonia yang optimal dan pengelolaan limbah yang lebih baik secara keseluruhan,” kata Cifolia.
Dalam lomba ini, mereka mendapatkan banyak hal baru yang belum diketahui. Hal ini menjadi tantangan terbesar dalam tim mereka sekaligus menjadi kekuatan. Banyaknya hal-hal yang belum diketahui membawa tim mencari lebih dalam dan melihat masalah dengan lebih objektif serta komprehensif. Dengan begitu, hasil inovasi dapat tepat guna.
“Tentunya tidak mengira akan menjadi first winner karena lomba ini adalah lomba pertama aku di bidang keilmuan teknik kimia. Lomba ini berasal dari keisengan aku dan temanku yang mencoba untuk ikut dalam kompetisi pengolahan limbah. Dengan lomba ini, aku sangat dapat banyak ilmu baru, mendorong aku lebih tertarik dengan pengolahan limbah, dan lebih mendekatkan aku dengan teman-teman,” ujar Gretha.
Mereka berbagai cara untuk menjadi juara dalam lomba. Mereka sangat menekankan untuk mencari solusi dari sumber masalahnya, memberikan data-data yang akurat dan komprehensif. Selain itu, saat masuk final, penting untuk secara rutin berlatih dalam mempresentasikan ide inovasi yang akan dibawakan. Pun mereka berpesan untuk selalu menjaga lingkungan kerja dalam lomba, harus saling menghargai pendapat antar anggota tim, dan segera meluruskan apabila ada kesalahpahaman.
Reporter: Qonita Aulia Rahmatullah (Teknik Pangan, 2022)