Seminar Riset ITB dan Hiroshima University, Bahas Dampak Transportation Super App bagi Perubahan Perilaku Masyarakat

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Graduate School of Advanced Science and Engineering (GS-AE), Hiroshima University (Jepang), menggelar "Frontier Joint Research Seminar", Rabu (25/9/2024), di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha. Seminar ini mengangkat berbagai topik riset terbaru, yang terbagi dalam 4 sesi, salah satunya mengenai “Transportation Engineering” yang dibawakan oleh Dr.Eng. Maya Safira, S.T., M.T., dari Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB, dan Prof. Dr. Chikaraishi Makoto dari Hiroshima University.

Dr. Maya menyampaikan materi mengenai aplikasi super transportasi (transportation super app atau TSA) dan dampaknya terhadap pola mobilitas masyarakat, khususnya perempuan. Riset yang dipaparkan bertajuk “The Rise of Transportation Super Apps and Its Impact to Women from a Study in Medical City”.

Dalam penelitiannya, Dr. Maya berfokus pada peran aplikasi transportasi berbasis digital, seperti aplikasi ojek daring saat ini yang telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan layanan transportasi dan aktivitas sehari-hari. Beliau menjelaskan bahwa TSA ini adalah platform multi-layanan berbasis daring yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk transportasi.

“TSA meningkatkan aksesibilitas dan meminimalkan biaya, termasuk biaya perjalanan, waktu tempuh, dan energi. Dalam penelitian ini, kami mencoba untuk menemukan faktor apa saja yang mempengaruhi akses dan perilaku perjalanan dalam ekosistem digital,” ungkap Dr. Maya.

Beliau membahas tentang dampak aplikasi ini terhadap penjadwalan aktivitas sehari-hari. Menurutnya, sebelum adanya teknologi informasi dan komunikasi (ICT), aktivitas masyarakat sangat bergantung pada aktivitas fisik. Namun, dengan adanya TSA, terjadi perubahan pada cara orang beraktivitas, termasuk munculnya multitasking antara aktivitas daring dan aktivitas fisik.

Riset ini menemukan bahwa terjadi penurunan urgensi jarak dengan pusat kota. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya pusat aktivitas baru di berbagai lokasi, yang semakin menjauh dari pusat kota utama. Penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, fenomena ini dapat mempengaruhi suhu permukaan tanah di kota-kota tersebut.

Dalam riset yang dilakukan tahun 2024, ditemukan bahwa di Kota Bandung setidaknya terdapat sembilan pusat kota baru yang muncul akibat adanya TSA tersebut. Kondisi ini berdampak pada suhu permukaan tanah di pusat kota lama yang meningkat hingga 43.1 derajat Celsius, lebih tinggi dibandingkan area sekitarnya. Kondisi ini menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi kota-kota modern di masa depan.

Selain itu, Dr. Maya mengulas perilaku pengemudi transportasi daring yang kerap terlihat di sekitar kampus dan pusat perbelanjaan. Riset yang dilakukan pada tahun 2023 menemukan bahwa sebagian besar pengemudi memilih lokasi berdasarkan faktor ekonomi pribadi, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan mereka. Pola perilaku ini menambah masalah seperti kemacetan dan keterbatasan ruang parkir di pusat kota.

Dr. Maya menyampaikan bahwa penelitian tersebut membuka peluang besar bagi penelitian lebih lanjut di kota-kota lain, termasuk di Indonesia dan Jepang. Kerja sama riset ini diharapkan dapat menemukan solusi untuk meningkatkan efisiensi layanan transportasi dan mengatasi tantangan urbanisasi.

Sementara itu, Prof. Dr. Chikaraishi Makoto dari Hiroshima University menambahkan bahwa meski di Jepang penggunaan aplikasi super transportasi belum sepopuler di Indonesia, pemerintah Jepang mulai tertarik untuk mengadopsinya.

“Saat ini, kami tertarik pada apa yang akan terjadi, ketika kami memperkenalkan SupApp tersebut ke kota-kota di Jepang. Terima kasih kepada Indonesia, kami mendapatkan banyak pengalaman. Kami berencana mengintegrasikan aplikasi ini ke dalam data transportasi kami dan melihat apa yang akan terjadi serta bagaimana cara terbaik untuk mengaturnya,” ujarnya.

Kolaborasi antara ITB dan Hiroshima University ini diharapkan akan terus terjalin untuk menjawab berbagai tantangan global di bidang transportasi melalui riset-riset yang dilakukan.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)