Gambaran Kuliah Pascasarjana di ITB Lewat Workshop Pengarahan PMB 2021
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Program Pascasarjana ITB mengadakan workshop bertemakan “Pengarahan Mahasiswa Baru (PMB) Program Pascasarjana” pada Kamis (19/8/2021). Sejumlah narasumber diundang dalam acara ini, yakni Dr. Hilman Palaon (VP of Financial Service and Inclusion Gojek), Dr. Muhammad Ibnu Choldun Rachmatullah (Dosen Politeknik PT POS), Eri Krismiyaningsih, MT (Asisten Akademik), dan Maghfira Ramadhani, MT (Asisten Akademik).
Workshop dibuka dengan penjelasan dari Prof. Dr. Suprijadi selaku Dekan Sekolah Pascasarjana, Dr. Yuli Setyo Indartono selaku Kepala Perpustakaan ITB, dan Dr. Irwan Meilano selaku Dekan FITB.
Pada paparan pertama, Hilman Palaon membawakan materi bertemakan “Publication in Reputable Journal - Scopus Indexed”. Hilman menjelaskan bahwa menerbitkan artikel ilmiah menjadi syarat kelulusan yang mesti diperhatikan oleh mahasiswa pascasarjana.
Menurutnya, tujuan dan tahap riset harus ditentukan sejak awal. Barulah setelah itu mahasiswa pascasarjana mengerjakan bagian pembahasan. Hilman juga menekankan betapa pentingnya mengirimkan naskah artikel ilmiah ke pihak penerbit.
“Kita harus menentukan kerangka tulisan sejak awal; usahakan sejalan dan tidak ada yang terlewat. Tidak melakukan ini akan berakibat fatal pada pembuatan artikel ilmiah secara keseluruhan, di mana ada bagian-bagian yang harus diubah atau disesuaikan,” jelas Hilman.
Hilman menganjurkan kepada audiens untuk menggunakan piramida dalam pembuatan artikel ilmiah. Dibuat secara berurutan; mulai dari data, metode dan hasil riset, diskusi, ulasan literatur, kesimpulan, perkenalan, dan judul.
Workshop kemudian disambung dengan paparan kedua bertemakan “Strategi Meraih Sukses Pendidikan dan Riset Program Pascasarjana” oleh Muhammad Ibnu. Ia memulai materi dengan menekankan urgensi mengamati struktur kurikulum dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk masa depan kesuksesan mahasiswa.
Untuk mempercepat waktu kelulusan kuliah, Ibnu menyarankan kepada audiens untuk menyelesaikan mata kuliah sesuai alokasi waktu yang sudah ditentukan. “Jadikan kuliah S3 sebagai prioritas utama, meskipun kita juga memiliki banyak tanggung jawab di kantor. Kerjakan penelitian dengan fokus, mandiri, dan progresif,” ujar Ibnu.
Eri Krismiyaningsih kemudian mengangkat topik pembicaraan bertemakan “Strategi Selesai Pascasarjana di Era Digital”. Ia memulai pematerian dengan membicarakan gambaran kuliah daring terlebih dahulu.
Eri pun menceritakan bagaimana pengalamannya selama mengikuti kuliah daring. Ia mengakui bahwa kuliah daring memberi banyak kemudahan, seperti mempermudah akses kegiatan perkuliahan, menghemat biaya akomodasi dan transportasi, dan membuka kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai acara berbasis virtual.
“Tapi, banyak juga mahasiswa, termasuk saya, merasa kuliah daring lebih berat ketimbang kuliah luring. Entah karena gangguan jaringan internet, tidak bisa bertemu dengan teman, penyerapan materi yang kurang maksimal, kegiatan praktik terbatas, dan lain sebagainya,” ungkap Eri.
Oleh sebab itu Eri menyiapkan berbagai strategi dalam mengikuti kuliah berbasis daring. “Bisa dengan membuat tempat belajar yang kondusif, memperhatikan rutinitas, menetapkan target belajar, mengikuti kegiatan di luar perkuliahan, menerapkan active listening, dan berkenalan dengan teman-teman jurusan.”
Workshop diakhiri dengan paparan materi bertemakan “Strategi Selesai Pendidikan Pascasarjana di Era Digital” oleh Maghfira Ramadhani. Maghfira menyampaikan bahwa sebaiknya perkuliahan dimulai dengan menetapkan alasan, cara, dan tujuan dari mengambil studi.
“Sebaiknya teman-teman proaktif dalam mengerjakan tugas kuliah dan berkonsultasi dengan kuliah. Terapkan pula profesionalisme dalam mengelola waktu segala urusan dengan baik,” kata Maghfira.
Keseimbangan pola hidup juga penting, begitu ungkap Maghfira. Meski banyak tugas menghadang, mahasiswa tetap perlu mencari hiburan untuk menenangkan pikirannya. Perbanyak mengobrol dengan teman jurusan ataupun teman-teman lainnya.
Mengetahui seluk beluk kehidupan program pascasarjana barang tentu membantu kehidupan perkuliahan mahasiswanya. Dengan demikian mahasiswa sepatutnya mencari tahu sejak dini dan terus memprioritaskan penelitian dan akademik dengan baik.
Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)