Hadir Sebagai Pembicara Studium Generale 2017, Menteri Keuangan RI Terangkan Peran APBN Bagi Generasi Bangsa
Oleh Anin Ayu Mahmudah
Editor Anin Ayu Mahmudah
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung melalui salah satu mata kuliah umumnya yaitu kembali menghadirkan salah seorang Menteri Republik Indonesia yaitu Sri Mulyani Indrawati, S.E., M. Sc., Ph.D. selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia. Tidak seperti biasanya, Studium Generale kali ini digelar pada Jumat (24/03/17) bertempat di Aula Barat ITB. Meskipun dimulai pada sore hari, kuliah umum yang dibuka dengan sambutan dari Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA selaku Rektor ITB dan dimoderatori oleh Dr. Miming Miharja ST,M.Sc.Eng. ini tetap berlangsung lancar dan justru dihadiri oleh peserta yang lebih banyak dari biasanya.
Dalam kuliah umum yang dibawakan oleh Ibu Sri Mulyani, beliau membawakan topik bertajuk “APBN Untuk Membangun Generasi Bangsa” yang tersusun atas 6 sub bahasan meliputI (1) Kondisi Perekonomian Indonesia; (2) Realisasi APBNP 2016; (3) APBN 2017: Menjaga kredibilitas fiskal; (4) Peran APBN dalam Pendidikan Nasional; (5) LPDP sebagai salah satu komitmen Pemerintah; dan (6) Tantangan ke depan: SDM yang berkualitas.
Indonesia Menghadapi Perekonomian Global
Menurut pemaparan Ibu Sri Mulyani, dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan yang cukup baik yaitu sebesar 5,8%. Angka ini dapat dikatakan among the highest bila dibanding dengan negara-negara lain yang basisnya setara dengan Indonesia. Dalam hal ini, terdapat suatu istilah yang disebut sebagai Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Pertumbuhan PDB sendiri ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi (dari sisi pengeluaran) sebagai engine of growth, serta pertumbuhan sektor pertambangan yang positif (dari sisi produksi). “Demand dan Supply harus dijalankan secara harmonis,” ujar Ibu Sri Mulyani.
Padahal apabila kita meneropong Indonesia lebih jauh lagi, ketimpangan aktivitas ekonomi merupakan momok yang tidak kunjung selesai. Pasalnya, aktivitas ekonomi masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan tingkat dominasi sebesar 58,5% dalam bidang industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.
Melihat pada tantangan perekonomian global, Indonesia harus segera menyelesaikan masalah ketimpangan tersebut, mengingat wajah perekonomian dunia sendiri memiliki tingkat resiko yang tinggi dalam sektor perdagangan, meliputi perekonomian global yang masih menghadapi risiko pelemahan perdagangan, serta forum pertemuan Menteri Keuangan dan Gub Bank Sentral G20 belum dapat menyepakati langkah menghindari proteksionisme. Belum lagi ditambah dengan beberapa resiko lain yang harus diwaspadai seperti moderasi ekonomi Tiongkok, risiko geopolitik dan keamanan, brexit, serta perubahan iklim.
Generasi Muda bagi Masa Depan Bangsa
Apabila kita melihat realisasi output pada tahun 2016, pemerintah tetap berupaya menjaga pencapaian target output bidang pendidikan di tengah kebijakan penghematan belanja KL dan efisiensi Tunjangan Profesi Guru (TPG) dengan besar penyerapan anggaran pendidikan pada tahun 2016 sebesar 89 persen dari pagu. Apa saja output pendidikan yang dimaksud? Ada banyak, seperti kartu Indonesia pintar, beasiswa Bidikmisi, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ruang kelas (baru dan rehab), tunjangan guru, beasiswa dosen S2 dan S3, serta Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan Bantuan Penyelenggaraan PTN Badan Hukum (BPPTN-BH).
Pada hal-hal seperti di atas lah pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengambil peran bagi generasi bangsa. Karena Indonesia dihadapkan pada young demography, Indonesia akan mendapatkan banyak generasi muda baru ke depannya. Sumber Daya Manusia muda inilah yang perlu dibentuk supaya menjadi sumber daya yang memiliki harga diri dan kepercayaan diri untuk memimpin Indonesia selanjutnya. Dan untuk membawa generasi muda Indonesia ke tahap itu, kita memerlukan campur tangan pendidikan.
“Jika kita ingin kita ingin bicara soal Indonesia, maka jangan lagi hanya bicara soal saya, kampus saya, atau tempat saya lahir. Bicaralah Indonesia,” ujar Ibu Sri Mulyani. Usai menjelaskan mengenai peran APBN dalam membangun generasi bangsa melalui jalur pengembangan dan penyetaraan kualitas pendidikan, beliau menghimbau kepada semua mahasiswa yang hadir untuk lebih peduli dan berpikir luas, tidak hanya memikirkan diri sendiri, kampus sendiri, atau tempat lahir sendiri, tapi memikirkan Indonesia secara lebih menyeluruh dan luas. Karena pada akhirnya, generasi muda lah yang akan menentukan bagaimana nasib Indonesia di masa depan.
“Your job is to make Indonesia become negara yang bermartabat, adil, dan makmur,” ungkap Ibu Sri Mulyani sekaligus menutup kuliah umumnya.