Hadirkan “Nussava” sebagai Solusi Limbah Plastik, Mahasiswa ITB Meraih Gold Medal Asian Student’s Venture Forum 2023

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Lima mahasiswa ITB meraih gold medal dalam Asian Student’s Venture Forum 2023 di Korea Selatan (Foto: Dokumentasi Pribadi)

BANDUNG, itb.ac.id — Lima mahasiswa ITB yang merupakan mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) mengukir prestasi membanggakan di kancah internasional. Mereka berhasil meraih gold medal dalam ajang kompetisi bisnis bergengsi, yaitu Asian Student’s Venture Forum 2023 yang diadakan The Korean Economic Daily.

Asian Student's Venture Forum 2023 adalah kompetisi bisnis yang diadakan oleh The Korea Economic Daily di Korea Selatan pada 29 Maret hingga 1 April 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 10 tim dari universitas ternama di Asia yang berasal dari berbagai negara seperti Korea, Indonesia, Vietnam, Taiwan, Brunei, Israel, dan beberapa negara lain.

Tim tersebut beranggotakan Putri Dzakiyah Suharyono (19722010), Wildan Zaki Muhammad (19722043), Gerald Bimo Sastiono (19722058), Calista Rachel Nathania (19722153), dan Nabila Inas Nailatillah (19722263). Pada kompetisi ini, mereka berhasil menciptakan inovasi yang diberi nama Nussava, yaitu edible film dari bahan dasar singkong sebagai alternatif kemasan plastik yang lebih ramah lingkungan.

Salah seorang anggota, Putri Dzakiyah Suharyono, menyampaikan bahwa tahapan awal kompetisi AASVF 2023 adalah seleksi ringkasan gagasan bisnis dari setiap tim. Setelah melalui proses screening, hanya dua tim dari setiap negara yang terpilih untuk mewakili negaranya, yaitu tim yang berasal dari ITB dan UI sebagai perwakilan Indonesia. Dari seleksi awal tersebut, hanya 14 tim dari berbagai negara yang berhasil lolos ke tahap final.

Lanjut Putri, sapaan akrabnya, ide yang dikembangkan adalah edible film berbahan dasar singkong untuk mengganti plastik. Solusi ini sebagai respons terhadap masalah global akibat penumpukan sampah plastik yang sulit terurai dan berbahaya bagi lingkungan.

Tak hanya itu, produk ini pula turut memberikan manfaat kesehatan kepada konsumen, karena bahan yang digunakan mengandung vitamin yang baik dikonsumsi tubuh. Putri berharap, produk tersebut dapat membantu mengurangi angka konsumsi plastik dan memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan.

“Alasan kami menggunakan singkong sebagai salah satu bahan baku adalah karena Indonesia merupakan penghasil singkong yang cukup besar dan telah diolah menjadi berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia,” kata Wildan, sapaan akrab Wildan Zaki Muhammad.

Anggota lainnya, Gerald Bimo Sastiono, melanjutkan bahwa alasan lainnya memilih bahan baku singkong adalah penurunan permintaan terhadap produk singkong tradisional telah menyebabkan produsen dan penjual singkong mengalami kerugian finansial dan kehilangan pekerjaan. Dengan menciptakan produk seperti Nussava, diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan membantu mengatasi masalah ini dengan menciptakan rantai pasokan serta lini produksi yang berkelanjutan.

Prestasi ini bukanlah yang pertama bagi mahasiswa ITB. Dalam ajang Asian Student's Venture Forum 2022, mahasiswa Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) membawa pulang perunggu untuk Indonesia dengan inovasi sarang lebah buatan. Peningkatan prestasi ini tentunya mengharumkan nama ITB dan Indonesia di kancah internasional.

Reporter: Bashravie Thamrin (Manajemen, 2024)