PPNN ITB Kenalkan Fluorescence dan Confocal Microscope Penunjang Penelitian Mutakhir di Bidang Life Science
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id–Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung (PPNN ITB) melakukan kerja sama dengan PT Wadya Prima Mulia dalam rangka mendukung penelitian yang lebih maju khususnya dalam bidang life-science. Dukungan yang diberikan oleh PT Wadya Prima Mulia adalah dengan menempatkan dua unit mikroskop yakni fluorescence dan confocal laser scanning microscope yang diproduksi oleh Olympus di PPNN ITB.
Dalam rangka sosialisasi kedua alat ini, PPNN ITB mengadakan workshop seri pertama yang berjudul berjudul “Basic Fluorescence and Confocal Laser Scanning Microscopy Technique” pada Rabu (15/3/2023) secara luring.
Kegiatan workshop ini dihadiri oleh berbagai lembaga seperti Kalbe, BRIN, Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Sebelas Maret, dan beberapa mahasiswa ITB. Materi disampaikan oleh Kepala Laboratorium ITB-Olympus Bioimaging Center, PPNN ITB yaitu Fitria Dwi Ayuningtyas, Ph.D.
Fitria menjelaskan bahwa kegunaan dan kebutuhan Fluorescence and Confocal Laser Scanning Microscope sangat signifikan terutama pada penelitian lab sains, nanoteknologi, biologi, dan farmasi. Aplikasi riset menggunakan confocal sangat dibutuhkan untuk publikasi yang high impact. Hal ini karena mampu memberikan informasi yang lengkap dan adanya live cell imaging dengan menggunakan protein fluorescence sehingga membuat data yang dihasilkan lebih advanced.
PPNN ITB saat ini memiliki beragam topik penelitian dalam bidang life science yang dapat memanfaatkan confocal laser microscope sebagai bagian dari teknik karakterisasinya. Penelitian tersebut dapat bersifat multidisiplin yaitu dengan kolaborasi antar keilmuan yang ada di ITB maupun dengan institusi lain di luar ITB seperti Unpad, UI, BRIN, dll.
Dr. Damar Rastri Adhika, selaku Kepala Lab Mikroskop Elektron PPNN ITB menjelaskan, keunggulan fluorescence microscope (mikroskop fluoresensi) dibandingkan mikroskop cahaya biasa adalah pada kemampuan membedakan detail struktur yang berukuran mikro berdasarkan warna.
Bagian atau komponen tertentu dari sampel yang akan diamati dalam mikroskop fluoresensi ditambahkan fluorochromes yaitu label fluoresensi yang dapat berpendar jika diberi laser pada panjang gelombang tertentu sehingga mengeluarkan cahaya tampak yang berwarna merah, biru, kuning, dan hijau sesuai dengan jenis fluorochromes yang digunakan. Hasil pendaran kemudian ditangkap oleh kamera sehingga bisa dilakukan selective imaging yaitu pencitraan hanya untuk suatu bagian atau komponen tertentu pada sampel.
Sejumlah fluorochromes yang berbeda dapat ditambahkan pada beberapa komponen yang berbeda pada sampel, sehingga dapat dilakukan pencitraan dengan warna yang berbeda untuk setiap komponennya dan kemudian dapat digabungkan kembali keseluruhan komponennya untuk mengetahui distribusinya di dalam sampel.
Adapun untuk confocal microscope, sama dengan mikroskop fluoresensi, prinsip dasarnya memanfaatkan fenomena fluoresensi. Perbedaannya adalah kemampuan confocal microscope untuk mengambil gambar dari satu bidang fokus. Keunggulan ini membuat confocal microscope dapat dimanfaatkan untuk mengambil gambar 3D dengan cara mengambil gambar dari sejumlah bidang fokus sehingga didapatkan kumpulan gambar 2D dari sejumlah tingkat kedalaman. Setelah itu dilakukan rekonstruksi 3D dari kumpulan gambar 2D tersebut sehingga dihasilkan gambar 3D.
Dr. Damar Rastri Adhika menambahkan bahwa Fluorescence Microscope juga memiliki kontribusi besar di dunia medis. Salah satu contohnya adalah penelitian sel kanker menggunakan gold nanoparticle. Fluorescence agent yang ditempelkan pada gold nanoparticle mampu mengidentifikasi penyebaran gold nanoparticle dalam sel kanker. Selanjutnya, gold nanoparticle dapat dikonjugasi dengan obat antikanker untuk selanjutnya digunakan sebagai drug delivery sehingga obat antikanker dapat bekerja optimal pada sel kanker.
Pada saat ini fluorescence microscope dan confocal laser scanning microscope dari Olympus yang ada di PPNN ITB bebas digunakan oleh peneliti dari dalam dan luar ITB. Hal ini mendukung Olympus dalam memperkenalkan kedua alat ini dan juga mendukung para peneliti di Indonesia agar dapat melakukan penelitian yang semakin menarik, bermanfaat, dan mutakhir.
Akses peminjaman alat juga dapat dilakukan dengan mudah dan gratis melalui website https://sipa.nrcn.itb.ac.id/. Namun perlu diperhatikan bahwa setiap peneliti harus mempersiapkan sampelnya secara mandiri dan tidak disediakan fluorochromes sebagai label fluoresensi di PPNN ITB mengingat banyaknya jenis sampel dan fluorochromes sehingga lebih baik dipersiapkan sesuai kebutuhan oleh masing-masing peneliti.
Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)