Haniya Azzahra, Wisudawan Inspiratif Penerima Beasiswa Bidikmisi
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Masa kuliah di Institut Teknologi Bandung merupakan masa penuh perjuangan bagi Haniya Azzahra, mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi ITB angkatan 2015. Masa-masa ini pula yang mendewasakan dirinya sehingga menjadikan ia pribadi tangguh seperti sekarang.
Haniya merupakan penerima beasiswa Bidikmisi yang akan diwisuda pada pelaksanaan Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2019/2020 di Gedung Sabuga, Jumat (18/10/2019). Selama menjadi mahasiswa, Haniya berhasil menorehkan beragam prestasi yang membanggakan.
Kepada reporter humas ITB, Haniya membagikan kisah dan pengalaman menariknya selama menyandang status sebagai mahasiswa. “Saya masuk ke ITB karena mimpi, keyakinan dan doa orangtua. Oleh karenanya, saya pun tetap harus bertahan di tengah banyak orang hebat di ITB ini,” tutur mahasiswa peraih award Ganesha Karsa 2019 ini.
Haniya adalah satu-satunya siswa dari SMA-nya yang berhasil masuk ITB. Hal tersebut tidak serta merta membuatnya tinggi hati, justru ia merasa kurang percaya diri pada awalnya. Ia merasa minder karena bersaing dengan teman-teman hebat dari berbagai daerah. Dampaknya, pada masa Tahap Persiapan Bersama (TPB), Haniya harus berjuang sangat keras untuk mengalahkan rasa kurang percaya diri tersebut.
Mahasiswa asal Depok ini terus berusaha mengalahkan pikiran negatif dan rasa pesimis yang muncul. Meski ia harus mengulang beberapa mata kuliah TPB dan mata kuliah jurusan, Haniya tidak pernah kehilangan keyakinan. Di setiap kegagalan, ia selalu bersyukur karena itu merupakan pertanda ia telah berusaha maksimal. Dan ia meyakini, bahwa akan datang berbagai bentuk kesuksesan lain yang tidak ia duga.
“Aku tidak merasa sedih saat gagal, karena gagal itu biasa. Malah aku bahagia, karena artinya aku sudah berusaha. Yakin saja, pasti ada rezeki selanjutnya,” lanjut Haniya.
Menyadari bahwa dirinya kurang cukup baik dalam bidang akademik, Haniya pun mencari cara untuk tetap berprestasi. Kemudian ia giat mengikuti kompetisi, baik skala regional maupun nasional. Ia mendaftar semua jenis perlombaan, bahkan mencoba bekerjasama dengan banyak teman untuk mengikuti kompetisi berbeda. Meski kerap kali kurang beruntung, ia tetap tidak menyerah. Hingga akhirnya ia menaruh minat lebih dalam kompetisi bidang business plan.
Minat ini mengantarkan ia dan tim dalam menciptakan ide sociopreneur “Kolaborasi Mimpi” yang menjadi mediasi bagi kaum difabel. Dengan bimbingan Adi Mulyanto, ST., MT., Haniya dan tim berhasil menjadi Juara 1 Business and Technology Creation di Universitas Telkom dan Juara 1 IDEAS Business Plan Competition Batch 5 di Universitas Gajah Mada. Selain itu, Haniya juga berkesempatan mempresentasikan karya paper bersama timnya di ajang Indonesian Scholars International Convention (ISIC) di Nottingham, Inggris, Juni lalu.
Mahasiswa yang juga merupakan tutor asrama Kanayakan ini mengaku setiap perjuangan yang ia upayakan tidak luput dari dukungan keluarga. Baginya, doa orangtua berperan penting dalam setiap langkah hidupnya. Haniya merupakan anak yang selalu menomorsatukan keluarga. Beasiswa Bidikmisi yang diterimanya, terkadang ia berikan pada keluarga untuk membantu keuangan keluarga, mengingat ayahnya yang sedang sakit.
Keadaan keluarga tidak menghambat Haniya, justru memacu dirinya untuk terus berusaha. Terkadang, beasiswa bidikmisi yang terlambat diterima, membuat ia harus bertahan hidup dengan uang Rp. 50 ribu selama seminggu. Berbekal sugesti positif dan keyakinan kuat akan rezeki Tuhan, ia tidak pernah mengeluh dan menyerah.
“Aku sangat berterimakasih kepada keluargaku, ayahku Lahmudin Basrie, ibuku Sriwahyu Ningsih, dan saudara kandungku Fathan Fahmi Hakim, Itsnan Abdur Rahman, Fatimah Azzahra, Zahra Nabila Taqwa, dan seluruh keluarha Sri Murtono Putro. Tanpa mereka aku bukan siapa-siapa,” kata Haniya.
Bercita-cita ingin mendirikan usaha, Haniya ingin menyejahterakan masyarakat tanpa memandang latar belakang. Ia hendak bertanggungjawab akan amanah besar yang telah diterimanya selama ini, yakni beasiswa Bidikmisi. Ia ingin membantu keluarga, dan bermanfaat bagi lebih banyak orang. Dengan begitu, Haniya akan menebarkan kebaikan lebih luas, sesuai dengan visi yang dimilikinya.
Reporter : Annisa Nur Diana (Teknik Lingkungan 2015)