Hari Pertama Sistem Parkir Dalam Kampus Baru Diberlakukan: Belum Siap!

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Bandung, itb.ac.id - Tanggal 4 Juni 2007 menjadi hari pertama sistem parkir dalam Kampus diberlakukan. Kebijakan baru yang berlaku 24 jam ini menyatakan bahwa kendaraan yang boleh masuk ITB adalah kendaraan yang pemiliknya membawa dan memiliki kartu identitas resmi ITB yang dikeluarkan oleh Biro Sarana dan Prasarana ITB. Bersamaan dengan itu, fasilitas pembaca barcode mulai diterapkan. Namun pada hari pertama ini, tampaknya sistem belum sepenuhnya siap. Ini dilihat dari banyaknya masalah yang timbul dalam implementasi kebijakan parkir yang baru ini, mulai dari masalah teknis hingga masalah disiplin prosedur. "Memang perlu waktu adaptasi," kata Kol (purn.) Satoto, Komandan Satuan Pengamanan ITB yang baru. Permasalahan teknis muncul dari mekanisme lengan buka-tutup pintu pada salah satu gerbang depan ITB. Sempat lengan tersebut lepas dengan sendirinya. "Konstruksinya memang mungkin sengaja dibuat tidak kokoh," tutur Satoto, "Saya tidak tahu persis tentang itu. Yang jelas sempat bermasalah namun langsung diperbaiki." Masalah teknis lain juga muncul pada mekanisme lengan pada gerbang untuk motor. Kali ini berhubungan dengan disiplin prosedur. Seorang warga ITB yang tidak membawa kartu identitas rupanya tetap memaksakan diri untuk keluar dan tidak sengaja merusak mekanisme lengan buka-tutup pintu. "Harusnya dia menghormati dan mengerti sistem yang baru," sesal Sriwanto, salah satu Satpam. Tampak masih banyak warga ITB yang kaget pada hari pertama pemberlakuan sistem parkir baru ini. Kali ini, kenal dekat dengan satpam tidak menjamin bisa parkir di dalam kampus ITB. "Saya jadi gak boleh masuk gini," tutur seorang mahasiswa yang biasanya hanya melambaikan tangan dan menyapa Satpam yang dikenalnya untuk bisa parkir di dalam kampus. Tidak hanya berhenti di situ. Kendaraan-kendaraan dengan stiker parkir pun kini dinyatakan tidak boleh masuk ke dalam kampus. "Hari ini pertama kalinya aku parkir di luar. Padahal mobilku punya stiker," tutur Rofie, yang juga putri seorang pensiunan dosen ITB. Tamu berkendaraan yang hendak masuk kampus ITB akan dicatat nomornya kendaraannya dan diberikan kartu khusus tamu yang didalamnya data nomor kendaraannya telah dimasukkan. "Persis seperti pelayanan parkir swasta," tutur Satoto. Namun pada hari pertama ini, ada beberapa kasus di mana data nomor kendaraan tidak berhasil masuk ke dalam sistem "barcode" pada kartu. Beberapa masalah lain yang juga muncul, berhubungan dengan masalah prosedur dan kebijakan. Contohnya, di beberapa unit kerja dalam ITB, kartu identitas resmi dari Sarpras belum 100 persen selesai dibuat. "Kartu saya baru jadi hari Rabu," tutur seorang karyawan. Di awal hari, sering harus terjadi diskusi yang alot antara Satpam dan warga ITB yang hendak masuk kampus karena masalah ini. "Prosedur yang diberikan kami sebenarnya jelas. Tidak ada kartu (resmi), tidak boleh masuk," tutur seorang Satpam, "Banyak yang tidak paham dan berargumen dengan macam-macam alasan demi kendaraannya boleh masuk kampus. Kami juga jadi kesulitan dalam mempertimbangkan boleh masuk atau ngga." Masalah yang menumpuk sejak awal hari hingga menjelang sore membuat pada akhirnya Satpam yang bertanggung jawab pada pelaksanaan lapangan memutuskan untuk tidak sepenuhnya menjalankan kebijakan baru. Pada pukul 18.00 kemarin (4/6) seperti biasanya, kendaraan diperbolehkan masuk ke dalam kampus. Gerbang motor yang sedianya akan dibuka 24 jam kemudian ditutup dan seperti mekanisme sebelumnya, keluar-masuk motor melalui gerbang utama ITB. Hal yang menjadi pertimbangan utama Satpam adalah karena memang di beberapa unit kerja, administrasi kartu identitas baru ini belum diselesaikan.