Hidupkan Potensi Wisata Alam, Mahasiswa KKN ITB Revitalisasi Curug Cibodas di Desa Parungbanteng Purwakarta
Oleh Ahmad Faujan - Mahasiswa Oseanografi, 2021
Editor Anggun Nindita
Peresmian program desa wisata Curug Cibodas oleh ketua kelompok 3 KKN ITB kepada perwakilan warga Kampung Cibodas, Dusun 2, Desa Parungbanteng dengan pemberian cenderamata, Sabtu, (24/08/2024). (Dok. Kelompok 3 KKN ITB).
PURWAKARTA, itb.ac.id - Kelompok 3 KKN Tematik Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikenal dengan nama Lokadewis, melaksanakan programnya di Kampung Cibodas, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta. Mereka melaksanakan program ini selama 20 hari, dari tanggal 6 hingga 26 Agustus 2024. Kelompok ini berfokus dalam program untuk mengembangkan Curug Cibodas sebagai destinasi wisata alam.
Ketua Kelompok 3, Muhammad Lutfi Annilah (Aktuaria, 2022) menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi wisata alam lokal dan mengembalikan keindahan curug di dekat kampung yang sebelumnya kurang terkelola.
Curug Cibodas, bersama dengan dua curug lainnya, dulunya menjadi daya tarik wisatawan. Namun, seiring dengan waktu dan perubahan kepemimpinan desa, keberadaan curug tidak lagi dikelola dengan baik. Air dari curug tersebut saat ini hanya dimanfaatkan untuk irigasi persawahan milik warga. "Sebelumnya, curug ini pernah ramai karena program kerja salah satu calon kepala desa, tetapi setelah pilkades, tidak ada upaya lebih lanjut untuk mengembangkan potensi wisata curug ini," jelas Lutfi.
Proses pembukaan lahan di jalur menuju curug cibodas oleh mahasiswa KKN beserta masyarakat Kampung Cibodas, Dusun 2, Desa Parungbanteng, Senin, (19/08/2024). (Dok. Kelompok 3 KKN ITB)
Kelompok 3 KKN ITB mengambil inisiatif untuk merevitalisasi Curug Cibodas melalui program-program yang memperhatikan aspek keberlanjutan. Meskipun menghadapi tantangan berat akibat akses menuju curug yang tidak terawat, upaya mereka tidak sia-sia. "Awalnya, masyarakat tampak kurang tertarik dengan program kami. Namun, seiring waktu dan usaha yang kami tunjukkan, banyak warga yang terdorong untuk ikut membantu," ungkap Lutfi.
Usaha mereka untuk melibatkan warga dalam pengerjaan program tersebut, rupanya membuahkan hasil. Terbukti pada tanggal 19-20 Agustus, seluruh warga desa berpartisipasi dengan antusias. Sehingga program-program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
Program yang dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup berbagai kegiatan, antara lain pembuatan gapura, kursi, pembukaan dan perapihan jalan akses menuju curug, serta pembersihan curug. Mereka juga memasang penanda jalan dan membuat peta wisata. "Alhamdulillah, semua kegiatan terlaksana sesuai rencana. Peran masyarakat sangat signifikan, baik dalam hal teknis maupun saran program," lanjutnya.
Salah satu program kelompok 3 KKN ITB, pembuatan peta jalur menuju Curug Cibodas. (Dok. Kelompok 3 KKN ITB
Mereka berharap bahwa Curug Cibodas dapat kembali ramai pengunjung, memberikan kesempatan baru bagi masyarakat dalam menciptakan lapangan pekerjaan, serta mengembangkan siklus ekonomi di Kampung Cibodas. "Kami percaya bahwa dengan pengelolaan yang baik, curug ini bisa menjadi daya tarik wisata yang mendatangkan manfaat bagi seluruh warga," ungkap Lutfi.
Kegiatan mengajar di sekolah yang dilakukan oleh kelompok 3 KKN ITB, Kamis, (22/08/2024). (Dok. Kelompok 3 KKN ITB
Di samping program utama, kelompok ini juga melakukan berbagai kegiatan non-tema, seperti mengaji, mengajar les, menyemarakkan perayaan Agustusan, dan menyampaikan bantuan untuk musholla. "Kami ingin menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dan KKN ini memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti bagi kami," tuturnya.
Pemandangan Curug Cibodas. (Dok. Kelompok 3 KKN ITB).
KKN ini tidak hanya tentang memberi, tetapi juga menerima. Para mahasiswa merasakan kebahagiaan yang mendalam dan ikatan emosional dengan warga Kampung Cibodas. "Momen KKN adalah momen luar biasa bagi hidup kami, dan kami merasa memiliki keluarga baru di sini. Pengalaman ini benar-benar mengubah cara pandang kami terhadap kehidupan dan membuat kami lebih bersyukur," pungkas Lutfi.
Reporter : Ahmad Faujan (Oseanografi, 2021)